Siap Menghadapi Dunia Kerja dengan Kompetensi Global bersama Sampoerna University
Tujuh tahun silam, kala masih fresh graduate saya sempat menganggur hampir setahunan baru mendapat pekerjaan di salah satu sekolah sebagai staf tata usaha.
You know what? Itu bukan basic saya tapi tidak ada pilihan lain. Di satu sisi saya agak keberatan menerima tawaran tersebut namun di sisi lain orang tua mendesak ingin melihat anaknya bekerja daripada jadi pengangguran.
Ya sudah, siapa tahu dengan menerima tawaran tersebut bisa membuka pintu rejeki lain. Eh benar saja, selang sebulan setelah bekerja sebagai staf tata usaha, saya dapat tawaran kerja baru tapi lagi-lagi nggak sesuai dengan jurusan yang saya ambil saat kuliah.
Lulusan pendidikan matematika disuruh mengajar mata pelajaran IPS? Nyambungnya dimana coba.
Dilemalah saya, apakah harus memilih bekerja yang sesuai jurusan atau mengambil kesempatan yang ada?
Nah, dilema yang pernah saya hadapi itu juga ternyata dialami oleh banyak orang. Ada fakta yang cukup mencengangkan terkait hal ini dan cukup menarik untuk dibahas.
Penyebab Berkerja Tidak Sesuai Jurusan
Faktanya 80 persen mahasiswa di Indonesia bekerja di luar prodi yang mereka ambil saat kuliah. Artinya berdasarkan data hanya sekitar 20 persen lulusan mahasiswa yang bekerja sesuai dengan jurusannya.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.
Fakta yang cukup menarik, bukan? Saat masih kuliah dulu kita menganggap jurusan yang kita ambil akan menjadi penentu atau arah karir kita di masa depan.
Padahal tidak selamanya demikian. Apalagi mencari pekerjaan di zaman sekarang sangat susah. Syukur-syukur kalau bisa dapat pekerjaan yang linear dengan jurusan kuliah atau setidaknya sesuai dengan passion.
Berikut ini ada beberapa alasan mengapa banyak lulusan mahasiswa yang tidak bekerja sesuai bidang ilmu yang ditekuninya ;
Tidak tersedia lapangan kerja
Salah satu penyebab utama mengapa banyak para sarjana tidak bekerja sesuai bidang ilmunya karena tenaga kerja yang tersedia kurang atau tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh industri.
Alhasil banyak yang mengambil kerjaan sesuai dengan kebutuhan industri sekalipun tidak selaras dengan jurusan, yang penting tidak jadi pengangguran.
Bukan passion
Sekarang saya malah menekuni pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan jurusan yang saya ambil saat kuliah, but this is my passion.
Jujurly, waktu kuliah saya memang asal pilih jurusan. Tadinya mau kuliah jurusan apoteker eh nyasarnya malah ke pendidikan matematika.
Ya, meski pada akhirnya saya menyukai pekerjaan sebagai guru namun passion-nya saya bukan di sana. Setelah menikah saya memutuskan resign jadi guru di Papua dan menemukan passion di dunia kepenulisan.
Well, jika ditelusuri memang banyak juga yang bekerja di ranah publik tidak sesuai jurusan karena bukan passion. Mereka ini yang mungkin waktu kuliah mengambil jurusan sesuai kemauan orang tua bukan karena minat atau tidak lulus di jurusan yang diinginkan.
Meningkatnya kompetisi kerja
Bisa bekerja di industri dengan bidang yang sesuai dengan jurusan atau passion-nya kita merupakan impian sebagian besar orang.
Namun penyebab yang satu ini tidak dapat dimungkiri. Persaingan kerja di era globalisasi saat ini semakin ketat.
Kita tidak hanya bersaing dalam skala nasional tetapi juga internasional. Sehingga tentu mengandalkan ijazah dan IPK tinggi saja tidak cukup. Harus ada nilai lebih yang kita miliki.
Overall, sah-sah saja jika kita memilih pekerjaan di luar jurusan asal dibarengi dengan kompetensi bekerja yang mumpuni dan mampu bersaing secara global. Nah, di sinilah pentingnya memiliki kompetensi global.
Dengan Kompetensi Global, Bekerja Tidak Sesuai Jurusan Bisa Sukses
Walau pekerjaan yang kita tekuni saat ini tidak linear dengan prodi yang kita ambil di perkuliahan, tidak perlu khawatir.
Kita masih bisa meraih kesuksesan dengan jalan yang kita pilih. Apalagi jika didukung dengan kompetensi global.
Kenapa orang yang memiliki kompetensi global bisa sukses sekalipun pekerjaannya tidak sesuai jurusan kuliah? Itu karena mereka memiliki sejumlah kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja. Apa saja kemampuan tersebut? Yuk, kita bahas sedikit!
Kemampuan menguasai bahasa asing
Salah satu skill yang dibutuhkan banyak perusahaan saat ini adalah kemampuan berkomunikasi dengan bahasa asing.
Orang yang memiliki kompetensi bekerja dalam ruang lingkup global sudah pasti memiliki kemampuan ini. Minimal mereka bisa menguasai bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional.
Kemampuan beradaptasi
Zaman telah banyak berubah. Teknologi berkembang sangat pesat dan persaingan di dunia kerja pun semakin ketat.
Orang yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut sudah pasti akan tertinggal. Beda halnya dengan generasi unggul yang mampu bersaing secara global. Mereka bisa cepat beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Termasuk pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana pun bekerja baik di dalam maupun luar negeri.
Soft skill semakin terasah
Selain kemampuan beradaptasi dengan mudah dan cepat, mereka yang memiliki kompetensi global juga tidak luput dengan sejumlah soft skills yang semakin terasah.
Seperti kemampuan mengemukakan ide atau gagasan, kreatif, inovatif, mampu berpikir kritis, memecahkan masalah, memiliki jiwa kepemimpinan dan lain sebagainya.
Orang yang di bangku kuliah sering mendapat nilai bagus atau lulus dengan IPK tinggi namun tidak berhasil mengasah soft skill-nya biasanya akan mengalami kesulitan di dunia kerja.
Semua kemampuan yang berkaitan dengan kompetensi global seperti yang disebutkan di atas tidak bisa didapatkan secara instan. Butuh persiapan agar kita bisa menghadapi dunia kerja dengan kompetensi global.
Salah satu persiapannya bisa kita dapatkan dengan berkuliah di kampus yang menerapkan pendidikan internasional seperti di Sampoerna University.
Siap Menghadapi Dunia Kerja dengan Kompetensi Global bersama Sampoerna University
Foto : IG @sampoerna.university |
Sampoerna University merupakan sebuah universitas terakreditasi penuh di Indonesia yang menawarkan pilihan terbaik bagi mereka yang mencari pendidikan internasional unggul.
Melalui berbagai programnya, mahasiswa dijamin memiliki kredensial dan keterampilan lebih baik yang akan membukakan pintu untuk karir di tingkat nasional maupun internasional setelah mereka lulus.
Bahkan berkat kurikulum internasional dan soft skills relevan yang diajarkan di Sampoerna University, terbukti 94% lulusannya bekerja dalam 3 bulan dan tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan nasional melainkan juga perusahaan internasional.
Menariknya lagi, Sampoerna University yang bermitra dengan University of Arizona (salah satu universitas terbaik di Amerika Serikat) hadir dangan Program Gelar Ganda yang memungkinkan kita dapat belajar selama 4 tahun di Jakarta dengan kurikulum Amerika Serikat dan lulus dengan 2 gelar yaitu Gelar Sarjana AS terakreditasi dari University of Arizona dan Gelar Sarjana (S1) terakreditasi dari Sampoerna University.
Jadi mau kuliah dengan kurikulum internasional ala Amerika Serikat nggak perlu terbang jauh ke luar negeri, cukup di Sampoerna University saja.
Bagaimana? Sudah siap menghadapi dunia kerja dengan kompetensi global?
38 komentar untuk "Siap Menghadapi Dunia Kerja dengan Kompetensi Global bersama Sampoerna University"
Pasti banget deh Sampoerna University krn udh mendidik calon mahasiswa bs baik scr akademik dan nonakademik. Ada tes masuk jg. Jd bs ketahuan minat dan bakatnya.
Ternyata penting banget buat ningkatin soft skill ya, PR banget buat saya sebagai orang tua, gak hanya ngejar nilai anak tapi ngelatih soft skill juga.
Dari penjelasan di atas, Sampoerna University ini bagus juga ya apalagi kerjasama dengan University of Arizona
Tapi skarang ini kompetensi membawa peran penting untum kesiapan dunia kerja y mbak. Jadi kadang latarblakang akademim adalah penunjang kadang.
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.