Asuransi jiwa syariah untuk keluarga tangguh secara finansial - Dua kali melahirkan dua kali pula saya dan suami tidak dipusingkan dengan urusan biaya persalinan karena semua ditanggung dengan asuransi kesehatan yang saya miliki.
Itulah momen pertama saya merasakan 'enaknya' punya perlindungan. Jadi saya dan suami bisa sepenuhnya fokus menyambut kedatangan bayi tanpa terhalang dengan masalah keuangan.
Namun apakah saya cukup puas hanya dengan memiliki asuransi kesehatan saja?
Iya, tadinya begitu. Namun pikiran saya berubah setelah mendapatkan pencerahan dari event blogger gathering bertema "Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi" yang saya ikuti pada 26 Oktober 2021.
Banyak insight yang saya dapatkan dari blogger gathering yang diselenggarakan dalam rangka memperingati BIK 2021 ini. Salah satunya adalah tentang pentingnya memiliki asuransi jiwa syariah.
Tentunya saya tidak ingin menyimpan ilmu yang saya dapat dari acara tersebut sendiri. Karena itu saya ingin membagikannya ke teman-teman sekalian agar kita bisa sama-sama melek asuransi syariah dan paham tentang literasi asuransi.
Pentingnya Literasi Keuangan dan Literasi Asuransi bagi Perempuan
Acara yang dikemas dalam bentuk webinar via Zoom ini dipandu dipandu oleh Mak Elly Nurul (Ketua KEB) sebagai host dan menghadirkan tiga narasumber lainnya yaitu Bapak Luskito Hambali, selaku Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia, Bapak Bondan Margono selaku Head of Sharia Strategic Development Prudential Indonesia, dan Aliyah Natasya seorang Financial Advisor.
Selain itu hadir pula Mak Fitria Lidya, blogger dan juga anggota KEB yang turut sharing mengenai pengalamannya menggunakan asuransi.
Narasumber yang mengisi sesi pertama sekaligus membuka acara ini adalah Bapak Luskito Hambali atau akrab disapa Pak Kiki, perwakilan dari Prudential Indonesia.
Pak Kiki menyampaikan bahwa acara blogger gathering 2021 ini sengaja mengangkat tema "Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi" dan mengundang para emak karena umumnya emak-emaklah yang berperan sebagai "menteri keuangan" dalam rumah tangga.
Namun, meski memiliki peran yang penting dalam mengelola keuangan, masih banyak dari kalangan perempuan khususnya emak-emak yang tingkat literasi finansial termasuk literasi asuransinya rendah.
Pernyataan tersebut sesuai dengan data hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan OJK pada 2019 yang menunjukkan indeks literasi keuangan di Indonesia baru mencapai 38,03%
Dan jika dilihat berdasarkan gender, tingkat literasi keuangan laki-laki sebesar 39,94%, sedangkan perempuan hanya sebesar 36,13%.
Sedangkan data lain yang dilansir dari CNBC menunjukkan sebesar 85% kegiatan belanja keluarga, mulai dari belanja bulanan, pembelian rumah, keputusan pembelian mobil, baju, dan banyak lagi, diatur oleh sang Istri atau Ibu.
Namun sayangnya, 50% istri atau ibu-ibu tersebut menyatakan tidak yakin terhadap keputusan finansial yang mereka ambil dan 62% menyatakan kebingungan saat harus mengarahkan rencana finansial jangka panjang.
Nah, tidak meleknya perempuan terhadap keuangan dan asuransi inilah yang membuat kebanyakan emak-emak tidak berani mengambil keputusan finansial hingga mempengaruhi kondisi keuangan keluarga.
Itu sebabnya Prudential yang memiliki visi membantu masyarakat untuk hidup lebih baik melalui asuransi yang terjangkau ini terpanggil untuk memberikan edukasi tentang pentingnya literasi finasial dan asuransi kepada kaum perempuan.
Demikian penyampaian singkat dari Pak Kiki. Beliau juga berharap ilmu yang didapatkan di acara ini bisa disebarkan lebih luas sehingga semakin banyak perempuan yang berani mengambil keputusan keuangan dengan bijak demi membangun keluarga yang tangguh secara finansial dimana salah satu caranya bisa diperoleh melalui asurasi jiwa syariah.
Mengenal Asuransi Syariah
Sebelum saya beritahu alasan mengapa keluarga perlu asuransi jiwa syariah, kita kenalan dulu yuk dengan asuransi syariah dan apa yang membedakannya dengan asuransi konvensional.
Topik mengenai asuransi syariah ini disampaikan oleh Bapak Bondan Margono selaku Head of Sharia Strategic Development Prudential Indonesia.
Bicara asuransi sendiri tentu tidak lepas dari risiko, sehingga Pak Bondan mengawali sesinya dengan menerangkan kepada kami mengenai bagaimana orang biasanya menghadapi risiko dalam hidup.
Seperti yang tertera pada gambar, umumnya ada 5 cara menghadapi risiko. Ada yang berlari untuk menghindari risiko, ada yang menyediakan payung sebelum hujan agar dapat meminimalisir risiko, ada yang memilih berbagi risiko, ada pula yang mengalihkan risiko dan terakhir ada juga yang lebih memilih untuk menerima risiko.
Terkait risiko ini Pak Bondan mengingatkan bahwa asuransi adalah sebuah solusi untuk menghadapi risiko dalam hidup. Karena itu asuransi dibutuhkan untuk meminimalkan kerugian/dampak finansial seumpama terjadi risiko.
Jadi kalau ada orang yang mengharapkan keuntungan dari asuransi, itu salah besar ya. Ini yang perlu ditandai, asuransi bukan untuk mendapatkan keuntungan melainkan untuk menimalkan kerugian/dampak finansial bila terjadi risiko.
Lha, kalau tidak bisa mendapatkan keuntungan, ngapain pakai asuransi segala?
Ya, memamg
sih, kita nggak dapat keuntungan dari asuransi tapi lihat bagaimana asuransi dapat memberikan kita perlindungan untuk berbagai risiko yang sewaktu-waktu bisa menimpa kita.
Perlindungan yang diberikan meliputi pendapatan, kesehatan, warisan, dana darurat, dana pendidikan, dan dana pensiun, tergantungan dengan jenis asuransi yang kita ambil.
Bicara tentang asuransi juga memang masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat khususnya di kalangan umat muslim.
Pasalnya asuransi konvensional yang kita kenal selama ini mengandung unsur yang tidak sesuai dengan syariat Islam yakni, riba, judi dan tidak jelas (ghoror).
Nah, syukurnya sekarang sudah ada asuransi syariah yang konsepnya sudah sesuai dengan prinsip Islam, jadi buat teman-teman muslim yang ragu, pengen proteksi diri dan keluarga tapi takut riba nggak perlu bingung lagi karena asuransi syariah bisa jadi pilihan yang tepat.
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI NO. 21/DSN-MUI/X/2001 Asuransi syariah adalah: usaha saling melindungi dan tolong-menolong antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset atau Tabarru' yang memberikan pola untuk menghadapi risiko tertentu melalui pihak yang sesuai dengan syariah
Prinsip Dasar Asuransi Syariah
Untuk lebih jelasnya berikut ini prinsip dasar yang dimiliki Asuransi Syariah dan tidak ditemukan pada Asuransi Konvensional :
Berlandaskan Al Quran dan Hadis
Poin pertama ini sudah sangat jelas, Asuransi syariah tidak menggunakan aturan buatan manusia melainkan berdasarkan hukum yang terdapat pada Al Quran dan Hadist, yang kemudian dijabarkan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN),Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan juga Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).
Akad Tabarru’
Asuransi syariah menggunakan akad tabarru dalam perjanjiannya. Akad tabarru’ merupakan akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong, bukan tujuan komersil. Akad ini sesuai dengan prinsip syariah karena tidak mengandung gharar, maysir, riba, dan maksiat.
Pengelolaan risiko
Pengelolaan risiko pada asuransi syariah dilakukan dengan cara berbagi antar sesama nasabah. Jadi setiap risiko yang ada akan ditanggung bersama-sama dengan nasabah yang lain.
Terapat Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Dalam struktur organisasinya, asuransi syariah tidak hanya diawasi oleh OJK tapi wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah atau DPS yang bertugas untuk memantau jalannya perusahaan agar tetap sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Pengelolaan premi/kontribusi
Pendapatan kontribusi atau premi dari nasabah sebagian besar akan masuk ke dalam rekening dana tabarru’, sedangkan biaya atau ujrah bagi perusahaan merupakan sebagian kecil dari kontribusi tersebut.
Pembayaran klaim dari dana tabarru’
Pembayaran klaim asuransi syariah tidak berasal dari dana perusahaan, melainkan dari rekening dana tabarru’ sehingga tidak berpengaruh terhadap keuangan perusahaan.
Penempatan investasi
Investasi yang pada asuransi syariah hanya ditempatkan pada media investasi yang sesuai dengan prinsip syariah saja, tidak diperkenankan mengandung unsur ribawi.
Perbedaan Asuransi Jiwa Syariah dan Perbedaan Asuransi Jiwa Konvensional
Setelah memaparkan tentang pengertian asuransi syariah, Pak Bondan melanjutkan dengan penjelasan mengenai perbedaan antara asuransi jiwa syariah dan asuransi jiwa konvensional yang bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Dari pegertian asuransi syariah di atas kita bisa menyimpulkan bahwa Asuransi Jiwa Syariah adalah asuransi yang didasari prinsip saling tolong menolong dan melindungi diantara para peserta melalui kontribusi ke Dana Tabarru'.
Dana tabarru'. sendiri merupakan kumpulan dana kebajikan dari uang kontribusi para peserta Asuransi Jiwa Syariah yang setuju untuk saling bantu bila terjadi risiko di antara mereka.
Dana inilah yang kemudian dikelola sesuai prinsip Syariah dan di bawah pengawasan Dewan Syariah untuk menghadapi risiko tertentu.
Nah, bila terjadi risiko terhadap peserta, santunan asuransi akan dibayarkan dari Dana Tabarru'. Konsep ini yang kemudian dikenal sebagai risk sharing atau berbagi risiko.
Sementara, dalam Asuransi Jiwa Konvesional, nasabah membayarkan sejumlah premi atas proteksi yang dibelinya ke perusahaan asuransi.
Bila terjadi risiko atas nasabah, perusahaan asuransi jiwa yang akan memberikan sejumlah santunan asuransi. Konsep ini dikenal sebagai risk transferring (transfer risiko).
Perbedaan lainnya juga bisa kita ketahui dari akadnya dimana Asuransi Jiwa Syariah menggunakan akad tolong menolong sedangkan Asuransi Jiwa Konvensional menerapkan akad jual beli.
Itulah beberapa perbedaan antara Asuransi yang berdasarkan prinsip syariah dan Asuransi yang konsepnya bertentangan dengan aturan syariat.
Dalam penjelasannya Pak Bondan juga menekankan mengenai jenis transaksi yang dihindari Asuransi Jiwa Syariah yaitu gharar atau ketidakpastian, riba atau tambahan dan maysir atau judi serta hal-hal yang mudharat.
Jadi, bisa dipastikan semua dana nasabah pada Asuransi Jiwa Syariah khususnya unit link, tidak akan diinvestasikan pada hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam. Contohnya seperti produk keuangan dan perbankan dengan konsep riba, rokok, dan minuman keras.
Perempuan Mandiri Finansial
Senangnya mengikuti acara ini karena peserta webinar tidak cuma diberikan edukasi tentang asurasi syariah saja tetapi ada juga materi financial planning yang dibawakan langsung oleh seorang Financial Advisor, Mbak Aliyah Natasya.
Mbak Aliyah mengawali sesi dengan menyinggung dua hal yang biasanya sering dialami emak-emak ketika berkaitan dengan perencanaan keuangan, yaitu tidak melakukan financial planning atau telat melakukan financial planning.
Duh, memang beneran nyinggung banget nih, soalnya saya tipe emak yang termasuk keduanya.
Mulanya nggak merasa penting melakukan perencanaan keuangan, makin ke sini baru sadar dan baru mau belajar. Telat sih, tapi lebih baik begitu, kan daripada tidak sama sekali *eaa.
Menurut Mbak Aliyah kebiasaan turun temurun yang dialami para emak itu ternyata berkaitan dengan mitos-mitos keuangan.
What? Ada mitos-mitos keuangan apa saja?
Mitos pertama : Penghasilan besar jaminan ketahanan finansial
Faktanya berapapun jumlah penghasilan kamu selama tidak dikelola dengan baik akan mencelakakan hidupmu.
Ya, percuma juga punya penghasilan besar tapi tidak pandai mengatur keuangan dengan baik. Gaji 10 juta perbulan pun kalau dipake buat belanja sana sini tanpa ada perencanaan yang oke ya nggak bakal bertahan lama.
Sebaliknya meski punya gaji kecil, misal 5 juta perbulan tapi Emak bisa atur sebaik mungkin hasilnya juga pasti memuaskan. Jadi untuk mencapai ketahanan finansial nggak harus nunggu punya uang melimpah dulu.
Mitos kedua : berinvestasi ketika uang sudah banyak dan mencapai "hak-hak tertentu"
Faktanya semakin dini kamu mulai berinvestasi semakin banyak waktu untuk membuat uang bertumbuh.
Jadi pergunakan waktu sebaik mungkin ya, Mak. Karena kekuatan investasi itu sebenarnya ada di waktu lho bukan di nominal.
Mitos ketiga : Mengelola keuangan pribadi adalah hal yang sulit
Ah, siapa bilang? Faktanya hidup akan lebih sulit dan dipenuhi penyesalan Mak jika kita tidak berusaha untuk mengendalikan dan mengelola keuangan dengan baik.
Selanjutnya Mbak Aliyah memaparkan fakta yang sempat membuar kami bingung. Beliau menunjukkan sebuah Riset dari CNBC soal Perempuan Mandiri Finansial.
Fact: 75% dari Perempuan berusia ≤ 45 tahun membuat keputusan finansial (baik yang sudah menikah ataupun yang masih single)
Lha faktanya kok bertentangan dengan yang disampaikan Pak Kiki di awal tadi. Katanya, perempuan itu makhluk yang penuh kegamangan ketika dihadapkan dengan keputusan yang berkaitan dengan finansial.
Jadi gini lho maksudnya. Kebanyakan perempuan memang paling percaya diri saat mengambil keputusan finansial tapiii bukan yang menyangkut keputusan besar.
Skincare, tas, pakaian, sepatu dan lain sebagainya. Untuk keputusan membeli barang-barang yang kecil seperti itu tanpa pikir panjang perempuan bisa langsung action.
Namun untuk keputusan yang besar
seperti membeli rumah, mobil atau barang yang nominalnya gede, perempuan bisa pusing tujuh keliling alias kurang percaya diri. Begitu menurut penjelasan Mbak Aliyah. So far, sudah sesuailah dengan yang disampaikan Pak Kiki tadi.
Padahal bisa dibilang "Women are better investor" karena sebelum mengambil keputusan perempuan terbiasa: melakukan riset, mencari sumber terpercaya, memiliki ketelitian dan attention to the details, lebih waspada dan berhati-hati.
Kalau seperti itu berarti perempuan dalam hal ini emak-emak tinggal perlu disemangati saja ya biar bisa percaya mengambil keputusan terkait finansial.
Nah, tentunya emak-emak bisa lebih percaya diri mengambil keputusan finansial kalau tahu ilmunya.
Untuk itu ada "oleh-oleh" financial planning journey and step by step insurance nih dari Mbak Aliyah yang bisa menambah insight kita tentang literasi keuangan dan literasi finansial.
Financial planning journey
Mengenai perencanaan keuangan ini Mbak Aliyah mengatakan bahwa terkait financial palnning, hal pertama yang harus dipersiapkan adalah membuat budget baik untuk budget yang digunakan maupun budget untuk disimpan.
Selanjutnya budget tersebut harus bisa kita alokasikan lagi atau bagi sesuai pos-pos kebutuhan kita. Misal, budget untuk digunakan 60%, proteksi 10%, self rewards 10%, investasi 15%, dan charity 5%.
Setelah itu usahakan juga miliki proteksi kesehatan dan keuangan, serta perlindungan terhadap penghasilan.
Step by Step Insurence
Selanjutnya Mbak Aliyah juga kasih tips terkait langkah-langkah memilih asuransi yang tepat.
Know your budget
Pertama sebelum memutuskan untuk mengambil asuransi kita harus tahu dulu kondisi finansial. Ada budget atau tidak. Ini bisa dilihat dari planning financial yang kita buat sebelumnnya.
Soalnya asuransi ini butuh komitmen karena akan dibayar terus menerus. Jadi memang benar-benar harus dipastikan dulu budgetnya agar kita bisa tahu kemampuan kita sampai di mana.
Know your need
Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah memahami apa yang menjadi kebutuhan kita. Asuransi ini ada banyak produknya jadi kita harus benar-benar tahu jenis asuransi yang kita butuhkan.
Saran dari Mbak Aliyah sendiri, kalau misal dirunut mulai dari asuransi pendidikan, kesehatan, jiwa, dana darurat dan lain sebainya maka yang menempati urusan teratas adalah asuransi jiwa.
Kenapa demikian? Kenapa perlu memprioritaskan asuransi jiwa syariah?
Ya kan kita ingin membangun keluarga yang tangguh secara financial. Nah, asuransi jiwa ini tujuannya untuk melindungi keluarga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada tulang punggungnya.
Perlu diingat bahwa ketika kita memilih asuransi jiwa bukan berarti kita mendoakan kepala keluarga celaka, namun inilah salah satu bentuk ikhtiar kita untuk meminimalisir risiko yang bisa saja terjadi.
Kita tidak tahu apa yang terjadi di masa depan, yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri termasuk dengan memberikan perlindungan yang terbaik untuk keluarga.
Know insurance company
Setelah mengetahui budget yang dimiliki dan produk asuransi yang kita butuhkan maka langkah selanjutnya adalah mengenali perusahaan asuransi yang akan kita pilih.
Jangan sampai salah pilih karena tidak semua perusahaan asuransi dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan.
Kalau kamu cari yang recommended Prudential Indonesia ini adalah salah satu yang terbaik karena produk asuransinya cukup lengkap, banyak promo juga dan yang terpenting di Prudential Indonesia sekarang sudah ada sharia insurance.
Why sharia insurance?
Hayoo kenapa harus memilih asuransi syariah, kenapa bukan yang lain. Dari pemaparan panjang lebar saya di atas tentang asuransi syariah sepertinya sudah sangat jelas.
Sebagai muslim tentu saja saya ingin memilih jenis asuransi yang membuat saya tenang dan saya menemukan jawabannya di asuransi syariah.
Menariknya lagi nih, meski berlabel syariah nyatanya banyak juga non muslim yang nyaman menggunakan asuransi jiwa syariah. Kenapa?
Karena asuransi syariah ini pada dasarnya bersifat universal, tidak terbatas pada muslim saja alias bisa untuk semua orang termasuk non muslim lantaran akad yang digunakan adalah akad tolong menolong.
Keunggulan Memilih Asuransi Jiwa Syariah
Finally sampai juga di point penting yang ingin saya sampaikan di artikel ini terkait alasan mengapa harus memilih asuransi jiwa syariah.
Setidaknya ada lima alasan kuat mengenai pentingnya memiliki asuransi jiwa syariah yang disampaikan Pak Bondan sebelum menutup pemaparannya.
Nilai Tolong Menolong
Kehadiran Asuransi Syariah tidak hanya melindungi diri dan keluarga kita tapi kita juga dapat membantu keluarga lain. Sehingga asuransi syariah tidak hanya berfungsi sebagai proteksi tetapi juga memiliki fungsi sosial.
Orang yang hidupnya tolong menolong termasuk dalam hal asuransi tentu hidupnya lebih bermanfaat dan berkah, bukan?
Bersifat Universal (Syariah untuk Semua)
Seperti yang sudah disinggung di atas sifat asuransi jiwa berbasis syariah adalah universal alias relevan untuk semua.
Pasalnya nilai baik yang terdapat pada asuransi jenis ini yakni konsep tolong menolong juga berlaku di agama lain
Sesuai Prinsip Syariah
Nah, ini juga salah satu alasan penting mengapa memilih asuransi juwasyariah itu wajib? Alasannya tentu saja karena asuransi jiwa syariah menghindari hal-hal tidak sesuai dengan prinsip islam, diantaranya, gharar (ketidakjelasan, riba (penambahan nilai, maysir (taruhan / judi) dan hal-hal mudharat lainnya.
Tidak perlu khawatir aturan tersebut bakal dilanggar karena bakal diawasi langsung oleh Dewan Pengawasan Syariah.
Keadilan
Keunggulan berikutnya dari asuransi jiwa syariah adalah keadilan. Iya, masing-masing pihak baik peserta maupun Perusahaan Asuransi sama-sama memiliki hak dan tanggung jawab.
Peserta akan dapat hak bila ikut berkontribusi atau bayar premi dan Perusahaan Asuransi mendapat ujrah (upah) dari pengelolaan asuransi Syariah
Transparansi Keuangan
Satu lagi nih keunggulan asuransi jiwa syariah yaitu transparansi keuangan. Yup,
Pos-pos di Asuransi Jiwa Syariah sudah jelas, mana untuk klaim, mana untuk Perusahaan. Sama sekali tidak ada ketidakjelasan dalam pengelolaan keuangan tersebut.
Itu dia beberapa keunggulan memilih asuransi jiwa syariah. Sangat menarik ya?
Ohya selain ketiga narasumber di atas saya juga antusias mendengar sharing pengalaman berasuransi yang disampaikan oleh Mak Lidya dalam webinar ini.
Mak Lidya ini sudah punya 4 polis asuransi lho dari Prudential dan beliau sudah merasakan sendiri manfaat dari asuransi itu sendiri, terutama ketika ada anggota keluarga yang sakit atau mengalami kecelakan.
Beliau meyakini jika kesulitan dalam pengelolaan keuangan keluarga adalah hal-hal yang memang tidak terduga dan bisa dialami oleh siapa saja.
Itulah yang menjadi alasan Mak Lidya memilih asuransi sebagai bagian dari perencanaan keuangan, sebab ia ingin keluarganya mendapatkan proteksi jangka panjang.
Lalu bagaimana dengan kita?
Penutup
Hidup memang penuh dengan kejutan. Kita tidak pernah tahu risiko apa yang menunggu kita di depan sana. Yang bisa kita lakukan hanyalah persiapkan diri dari sekarang.
Oleh sebab itu, yuk, sama-sama melek asuransi syariah. Pilih perlindungan yang terbaik untuk keluarga. Jangan lupa pilih asuransi jiwa syariah sebagai salah satu usaha membangun keluarga tangguh secara finansial.
Semoga postingan dapat mencerahkan ya,
Salam,
62 komentar untuk " Asuransi Jiwa Syariah untuk Keluarga Tangguh Secara Finansial"
Asuransi memang jadi bukti cinta kita terhadap orang-orang yang kita cintai, apalagi hidup adalah misteri, kita nggak tahu apa yang menanti kita di hari esok :)
salah satunya paham mengelola keuangan
memproteksi keuangan keluarga dengan asuransi syariah
Kalau punya asuransi jiwa syariah kan jadi lebih tenang ya, tenang karena udah menyiapkan sesuatu untuk orang-orang tercinta kita, pun juga sebagai muslim jadi tenang memilih yang syariah :)
Kerasa sekali manfaat dan dampak positif dari asuransi ini sewaktu dibutuhkan yaa mba. Karena ada beberapa kenalanku mengeluhkan males pas ngisi bulanannya wkwkwk
Liputan dari event yang lengkap sekali ini, mencerahkan tentang informasi terutama seputar asuransi syariah
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.