Sukses IMD dengan Herba ASIMOR
"Perjalanan menyusui saya dimulai sejak tanggal 4 Agustus. Saat itulah pertama kali saya merasakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Sungguh itu adalah momen paling indah dalam hidup saya".
Hari lahir anak pertama saya rupanya bertepatan dengan Pekan ASI Sedunia. Peringatan yang berlangsung setiap pekan pertama di bulan Agustus ini merupakan salah satu bentuk upaya dari WHO dan UNICEF untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemberian ASI terhadap kesehatan bayi di seluruh dunia.
Masih dalam rangka memperingati Pekan ASI yang jatuh tanggal 1-7 Agustus 2020 kemarin, di postingan ini saya hendak berbagi pengalaman seputar IMD, tantangan yang saya hadapi semasa menyusu, serta info terkait suplemen yang dapat membantu melancarkan ASI. Simak yuk!
Mengenal Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Sejujurnya saya mengawali masa menyusui dengan ilmu yang sangat minim. Saat hamil saya lebih fokus pada persiapan persalinan dan luput mempersiapkan proses menyusui yang juga akan saya jalani nantinya.
Akibatnya saya mengalami kesulitan di awal menyusui, mulai dari puting lecet dan berdarah hingga merasa kesakitan setiap kali menyusui. Syukurnya kondisi tersebut tidak berlangsung lama.
Nah, belakangan setelah menjalani sendiri baru saya sadari, menyusui ternyata tidak semudah yang saya bayangkan sebelumnya. Proses ini bukan cuma perkara menempelkan mulut bayi ke puting ibunya.
Bagaimana pelekatan yang benar? Bagaimana posisi menyusui yang nyaman? Bagaimana mengahadapi bayi yang gumoh maupun mengalami growth sputh? Dan masih banyak pertanyaan lainnya tentang menyusui yang untuk menjawabnya, semua itu butuh ilmu.
Kendati demikian, saya bersyukur, tidak mengalami banyak hambatan di awal mengASIhi. Yah, meski minim ilmu menyusui, setidaknya saya tidak keliru dalam memilih tempat bersalin.
Sebelum melahirkan saya memang sudah bertekad akan memberikan ASI untuk bayi saya, karena itu selain pertimbangan mencari dokter yang pro normal, saya juga ngotot ingin melahirkan di RS yang pro ASI, pro IMD dan pro Room In.
Alhamdulillaah semua kriteria tersebut saya dapatkan di RSIA Ananda Makassar. Dua kali menjalani persalinan di sana, dua kali pula saya bisa menjalani momen paling indah dalam hidup saya, IMD.
Istilah IMD mungkin sudah tidak asing lagi ya di kalangan para Mamsi (Mama ASI). IMD (Inisiasi Menyusui Dini) adalah proses ketika bayi langsung diletakkan di dada ibunya untuk segera menyusu setelah lahir.
Berdasarkan rekomendasi WHO, proses ini berlangsung minimal selama sejam sejak bayi lahir. Caranya adalah dengan meletakkan bayi di dada ibunya lalu ditutupi selimut. Si bayi kemudian akan secara alami mencari puting susu ibunya sendiri untuk menyusu.
Proses IMD ini punya segudang manfaat lho, Mamsi. Sayangnya masih banyak yang belum tahu pentingnya IMD untuk bayi dan ibu. Ditambah lagi, tidak semua tempat bersalin baik rumah sakit, puskesmas maupun klinik yang mendukung IMD.
Oleh sebab itu, untuk bisa menjalani IMD Mamsi harus mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Agar bisa termotivasi, Mamsi bisa mulai dengan mencari tahu manfaat dari IMD.
Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) untuk Ibu dan Bayi
Kurangnya edukasi mengenai IMD menjadi salah satu alasan yang menyebabkan para Mamsi melewatkan momen spesial ini. Sayang sekali, padahal ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari IMD.
Manfaat IMD untuk Bayi
Inisiasi Menyusui Dini atau biasa disebut IMD memiliki manfaat yang berlimpah. Berikut beberapa manfaat IMD untuk si kecil yang baru lahir :
Memperoleh Kolostrum
Berbicara mengenai manfaat IMD untuk si kecil tentu erat kaitannya dengan ASI yang pertama kali keluar setelah persalinan yakni kolostrum yang terbukti memiliki manfaat berlimpah.
Ketika Mamsi menjalani IMD maka bayi akan mendapat kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan kolostrum.
Kolostrum adalah tetes ASI pertama yang keluar setelah persalinan.
Umumnya cairan pertama ASI ini berwarna kuning, sangat kental dan banyaknya hanya sekira 1 sendok teh.
Meski jumlahnya sedikit, kolostrum terbukti kaya akan nutrisi dan mampu menghindarkan bayi dari berbagai penyakit.
Mendukung keberhasilan ASI Eksklusif
Tentunya awal yang baik dapat membantu melancarkan proses menyusui selanjutnya. IMD adalah proses awal menyusui yang dapat menunjang keberhasilan ASI eksklusif.
Seperti yang Mamsi ketahui, sejak enam bulan pertama kehidupannya ibu dianjurkan untuk memberikan ASI saja untuk si kecil. Pemberian ASI eksklusif ini juga sangat penting untuk kesehatan bayi.
Mempererat hubungan ibu dan bayi
Bonding antara ibu dan bayi sebenarnya sudah terjalin sejak si bayi masih dalam kandungan. Namun tentu adanya kontak kulit atau skin to skin pertama kali antara bayi dan ibu akan lebih mempererat hubungan itu.
Menurunkan risiko kematian bayi
Proses IMD mulai dari kontak kulit pertama antara ibu dan bayi hingga kolostrum yang dihasilkan ibu dalam tetes pertama ASI yang keluar setelah persalinan terbukti dapat mengurangi risiko kematian bayi.
Selain itu, proses IMD juga dapat meningkatkan kesehatan, tumbuh kembang serta daya tahan tubuh bayi.
Manfaat IMD untuk Ibu
Tidak hanya bermanfaat bagi bayi, ibu juga dapat merasakan manfaat yang tidak sedikit dari IMD. Rasa sakit akibat kontraksi persalinan akan segera hilang bahkan terlupakan ketika ibu pertama kali bertemu dengan bayi yang dikandung selama 9 bulan.
IMD memungkinkan ibu bisa segera kontak lansung dengan si bayi segera setelah lahir. Tentunya skin to skin antara ibu dan bayi tidak hanya meningkatkan bonding melainkan juga meransang keluarnya hormon yang dibutuhkan ibu setelah melahirkan.
Percayalah, sentuhan bayi yang dirasakan ibu saat IMD mampu memanggil keluar hormon oksitosin dengan cepat. Hormon ini tidak hanya membantu melancarkan proses persalinan maupun mengurangi risiko pendarahan setelah melahirkan melainkan juga dapat menstimulasi keluarnya air susu.
Keluarnya oksitosin juga dapat memicu hormon lain yang dapat membantu ibu menjadi lebih tenang dan bahagia setelah melahirkan.
Tidak hanya itu, IMD juga dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu (terutama bagi ibu yang baru melahirkan) untuk mulai menyusui.
Dari sejumlah manfaat di atas, tentu tidak diragukan lagi, betapa pentingnya IMD untuk ibu dan bayi. Momen spesial yang sangat sayang untuk dilewatkan. Namun buat para Mamsi yang belum merasakan IMD, jangan berkecil hati. Semoga setelah mengetahui manfaat IMD ini bisa memotivasi Mamsi untuk mendapatkan IMD pada kehamilan berikutnya.
Pengalaman Inisiasi Menyusui Dini, Momen Pertama Bertemu Bayi
Bagi saya, IMD adalah pengalaman yang sungguh menakjubkan dan tak terlupakan. Bahkan tak berlebihan jika saya mengatakan IMD adalah momen paling indah dalam hidup saya.
Betapa tidak. Pertemuan dengan sang buah hati telah lama saya nantikan. Setelah menikah, saya dan suami masih harus menanti selama 7 bulan sebelum akhirnya Allah menitipkan amanah itu dalam rahim saya.
Penantian tersebut pun masih berlanjut selama sembilan bulan lamanya. Sembilan bulan yang penuh dengan kerinduan. Maka setelah berjuang antara hidup dan mati, tentu saya ingin segera bertemu dengan bayi saya setelah lahir. Itulah yang saya dapatkan melalui proses IMD.
Setelah melahirkan saya bisa langsung bertemu, menatap, menyentuh dan mendekap bayi saya sepuasnya.
Oleh perawat, si bayi langsung diletakkan di atas dada saya tanpa terhalang kain selembar pun setelah dibersihkan sekenanya, badan saya ditutupi sarung,l lalu kami mulai menjalani IMD.
Skin to skin yang terjadi tidak hanya memberi kenyamanan dan kehangatan pada bayi tapi juga membuat saya sampai lupa dengan rasa sakit luar biasa yang baru saja saya rasakan saat menjalani proses melahirkan.
Menatap matanya yang setengah terpejam, menyentuh kulitnya yang lembut, mendekap dan menggenggam tangan mungilnya, semua itu membuat perasaan saya begitu membuncah, bahagia. Saat itu rasanya saya ingin waktu berhenti saja. Saking tidak inginnya momen tersebut berlalu cepat.
Alhamdulillaah saya sangat bersyukur, dua kali melahirkan, dua kali pula saya bisa mengawali proses menyusui dengan IMD. Namun sayangnya waktu pertama kali melahirkan saya baru mengenal IMD sebatas nama, belum tahu prosesnya seperti apa. Suami juga seperti itu.
Perawat yang menangani juga langsung pergi setelah meletakkan bayi di dada saya tanpa mengedukasi soal IMD terlebih dahulu.
Oya sebelumnya perawatnya cuma bilang nanti bayinya akan menemukan puting susu ibunya sendiri.
Saya yang saat itu masih belum ngeh dengan proses IMD sempat bingung, bagaimana bayi yang baru lahir bisa menemukan puting susu ibunya tanpa dibantu?
Saya dan suami pun nggak sabaran, tangan rasanya gatal ingin bantu anak kami mencapai puting. Cukup lama bayi saya aktif bergerak, tengok kanan-kiri namun tak kunjung sampai.
Sebenarnya tinggal sedikit lagi tapi selalu meleset, akhirnya suami yang tidak tahu apa-apa langsung turun tangan membantu si bayi.
Saya yang sama tidak tahunya ikut senang, horee akhirnya si bayi berhasil mencapai puting bundanya dengan bantuan sang Ayah, haha.
Padahal ini seharusnya nggak boleh dibantu, sebab bayi punya kemampuan sendiri untuk menemukan puting ibunya. Jadinya saya rasa IMD pertama saya kurang maksimal.
Belajar dari pengalaman sebelumya, saat hamil anak kedua saya lebih mempersiapkan diri untuk IMD. Karena sudah paham dengan prosesnya sehingga saya bertekad agar si adik bisa mencapai sendiri puting bundanya tanpa bantuan.
Sayangnya IMD kedua yang saya jalani juga masih kurang maksimal.
Oya pada persalinan kedua saya nggak didamping suami. Jadi saat itu saya yang turun tangan membantu karena batas waktu IMD sudah berakhir, bahkan sepertinya sudah sejaman lebih tapi si adek nggak aktif bergerak mencari puting.
Bahkan setelah bibirnya menempel di puting saya, dia diam saja. Nggak antusias menghisap kayak kakaknya dulu. Seingat saya, di malam kelahirannya, cuma sekali dia mau menghisap selebihnya si adik ini lebih memilih tidur, hehe.
Itulah pengalaman IMD saya yang sangat berkesan. Sampai saat ini pun, kalau ingat IMD rasanya saya ingin kembali mengulang momen indah itu.
Berbagai Tantangan Selama Menyusui
Setiap ibu yang pernah menjalani proses ini pasti sepakat, menyusui bukanlah hal yang mudah. Agar bisa memenuhi hak anak untuk mendapatkan makanan terbaik sejak 6 bulan pertama kehidupannya dan dilanjutkan hingga usia 24 bulan, seorang ibu harus berjuang keras.
Sungguh, menyusui adalah perjuangan yang berat. Itulah sebabnya ibu menyusui sangat butuh dukungan. Dari sebelum melahirkan bahkan sebelum hamil seorang ibu seharusnya sudah punya support system.
Tentu support system utama bagi ibu menyusui adalah keluarganya sendiri terutama suami. Selain itu dukungan dari lingkungan sekitar, termasuk para pejuang kASIh juga diperlukan.
Sayangnya sebelum hamil bahkan hingga setelah melahirkan anak pertama dukungan menyusui yang saya dapatkan dari keluarga terdekat masih kurang.
Sama seperti Mamsi lainnya, perjalanan menyusui saya juga penuh dengan berbagai tantangan. Tantangan pertama yang saya hadapi adalah puting lecet dan berdarah, untungnya nggak sampai mastitis.
Jangan ditanya bagaimana sakitnya menyusui dalam kondisi puting lecet?
Selain itu, saya juga merasa 'tersiksa" karena belum tahu cara menemukan posisi menyusui yang nyaman. Alhasil badan saya selalu pegal-pegal. Apalagi saat si kecil mengalami growth sputh. Maa syaa Allaah, badan ini seperti mau remuk meladeni rasa laparnya yang seolah tak berujung.
Namun perasaan tersiksa itu nggak ada apa-apanya dibanding dengan sakit hati yang saya rasakan akibat komentar negatif orang-orang terdekat yang bukannya mendukung malah menyalahkan.
Ya, tantangan kedua yang saya hadapi justru datang dari orang-oranh terdekat saya sendiri. Setiap kali bayi saya menangis, sayalah yang disalahkan. Mereka selau berasumsi, bayi menangis itu karena lapar. Karena ASI ibunya kurang, bayinya nggak kenyang makanya jadi rewel. Makanya ibunya jangan malas makan, harus makan yang banyak biar ASI banyak.
Begitulah komentar mereka yang kedengarannya sepele tapi di telinga saya itu kedengarannya menyakitkan sekali. Saya sampai makan hati lho!
Percayalah, ibu yang baru melahirkan punya perasaan yang sangat sensitif. Nggak usah heran. Menurut penelitian hampir 80% wanita setelah melahirkan mengalami baby blues dimana salah satu gejalanya adalah menjadi super sensitif.
Bersyukur, meski sempat mengalami baby blues sampai PPD ringan, dan walau banyak tantangan lainnya yang saya hadapi sebagai ibu menyusui, saya tidak sampai kehilangan tekad dan semangat untuk tetap menyusui.
Bahkan saya tetap ngotot menyusui anak pertama meski dengan kondisi produksi ASI berkurang drastis akibat perubahan hormon saat hamil anak kedua sementara Zhaf masih berusia 7 bulan.
Perjuangan menyusui saya semakin bertambah beratnya setelah melahirkan anak kedua. Saya belum siap menyapih si kakak lagipula dia juga masih punya hak mendapatkan ASI hingga usia 24 bulan karena itu saya bertekad untuk menjalankan tandem nursing.
Tandem nursing atau menyusui dua bayi ini juga jadi tantangan tersendiri buat saya. Menyusui satu bayi saja nggak mudah, apalagi dua. Makanya menurut saya adanya dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar saja tidak cukup.
Agar proses menyusui dua bayi saya berjalan lancar saya juga butuh suplemen yang dapat membantu melancarkan ASI seperti Herba ASIMOR.
Mengenal Herba Asimor, Suplemen Pelancar ASI
Sejak memutuskan tandem nursing saya tahu bahwa saya harus lebih memperhatikan nutrisi makanan yang masuk ke dalam tubuh saya, termasuk suplemen yang dapat membantu melancarkan ASI agar proses menyusui saya berjalan lancar.
Senang sekali saya bisa bertemu dengan Herba ASIMOR. Buat Mamsi yang belum tahu, Herbal ASIMOR merupakan produk herbal pelancar ASI yang terbuat dari dua tanaman asli Indonesia yaitu daun katuk (Sauropus androgynus) dan daun torbangun (Colecus amboinicus Lour).
Kedua tanaman ini dari dulu memang sudah dipercaya dapat membantu melancarkan produksi ASI. Berdasarkan hasil penelitian, daun katuk dan daun torbangun mengandung zat Galactogogue yang dapat menstimulasi, mempertahankan, dan meningkatkan produksi ASI. Tidak hanya itu, Herba Asimor juga mengandung tambahan protein bioaktif fraksi Striatin dari ikan gabus (Chana striata).
Seperti yang Mamsi ketahui, ikan gabus merupakan ikan air tawar yang memiliki nutrisi penting untuk pertumbuhan anak.
Selain itu, Ikan gabus juga dipercaya mampu mempercepat proses penyembuhan operasi sesar, mempercepat proses pemulihan pasca persalinan, dan meningkatkan imunitas tubuh ibu.
Nah, kombinasi antara daun katuk dan daun torbangun serta ikan gabus ini terbukti dapat meningkatkan hormon prolaktin dan hormon oksitosin.
Prolaktin adalah hormon yang membuat sel- sel yang memproduksi ASI bekerja maksimal. Sedangkan Oksitosin adalah hormon yang membantu merangsang keluarnya ASI.
Jadi berdasarkan kandungannya tentu tidak diragukan lagi. Bahkan bukan cuma buat Mama menyusui, mama yang lagi hamil saat ini pun sudah bisa mengonsumsi suplemen ini untuk persiapan IMD.
Review Herba ASIMOR
Herba Asimor adalah suplemen berbentuk kaplet yang mudah dikonsumsi. Setiap kapletnya mengandung ekstrak herbal katuk (Sauropus androgynus) & torbangun (Coleus amboinicus Lour) 300 mg, dan fraksi ikan gabus (Channa striata) 30 mg.
Suplemen ini dikemas dalam box dengan 5 strip @ 6 kaplet. Jadi satu box bisa untuk 2 minggu-1 bulan ya Mamsi. Selain itu Herba ASIMOR juga sudah tersertifikasi dari MUI, sudah pasti halal dan aman dikonsumsi.
Saya baru mengonsumsi Herba ASIMOR secara rutin sepekan terakhir ini namun baru dua hari saja saya sudah merasa efeknya.
Produksi ASI sepertinya meningkat dimana baju saya jadi sering basah karena ASI yang merembes.
Beidewei, selama ini saya menyusui si kakak dan adiknya secara langsung, nggak pernah pumping jadi nggak tahu seberapa banyak produksi ASI saya?
Apakah cukup dan memenuhi kebutuhan keduanya (terutama si adik) atau nggak?
Untuk mengetahui, paling saya tandai dari tidurnya. Biasanya kalau kenyang mereka tidur pulas. Ini yang saya suka dari Herba ASIMOR, jadi sejak konsumsi suplemen ini saya perhatikan Zhaf dan Fath jadi lebih mudah tidur setelah nenen. Itu artinya mereka kekenyangan dong.
Jadi kesimpulan saya, setelah mengonsumsi Herba ASIMOR, terbukti ya Mamsi. Sesuai dengan klaimnya, suplemen ini dapat membantu melancarkan ASI.
Nah, buat Mamsi yang juga tertarik ingin mengonsumsi Herba ASIMOR silakan langsung saja kunjungi Official Herba ASIMOR Shopee di https://bit.ly/HerbaAsimor Mumpung masih dalam rangka Pekan ASI 2020 lho, Mamsi bisa dapatkan produk ini dengan diskon 10% menggunakan kode voucher GOAPMOMS.
Demikan sharing saya kali ini. Semoga bermanfaat. Semangat mengASIhi, Mamsi.
13 komentar untuk "Sukses IMD dengan Herba ASIMOR"
Kakak ipar saya juga terkendala saat kali pertama menyusui bayinya. Tapi lama kelamaan udah bisa.
Wah ternyata udah ada suplemennya ya. Baru tempe saya.
Dan syukurlah, sekarang banyak suplemen, termasuk Herba ASIMOR
yang melancarkan Asi Ibu dan semakin bernutrisi.
Terutama dengan manfaat super baik dari Colostrum.
Selalu ikut bahagia banget, jika ada ibu dan bayi, yang berhasil memberikan/mendapatkan Colostrum ini
Pokoknya jangan bilang tidak
Alhamdulillah ASI sudah lancar saat IMD
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.