Cerita Awal Bergabung dengan Komunitas Ibu Profesional
Cerita Awal Bergabung dengan Komunitas Ibu Profesional. Tahu Instititut Ibu Profesional (IIP) atau dikenal pula dengan nama Komunitas Ibu Profesional (IP) sudah lumayan lama. Dari tahun 2017 kalau nggak salah. Tahunya pas blogwalking ke beberapa blogger ibu-ibu dan liat di sidebarnya terpajang logo komunitas ini.
Sempat pula mengira IP sama seperti komunitas blogger khusus ibu-ibu. Pasalnya, saya perhatikan ibu-ibu yang bergabung di komunitas IP lumayan aktif memosting kegiatannya bersama anak maupun pasangannya di blog. Semacam mengerjakan proyek gitu. Keren deh. Saya langsung tertarik pengen gabung juga.
Eh tapi perkiraan saya ternyata keliru. Ibu Profesional bukanlah komunitas blogger. Lagipula tidak semua anggota IP merupakan blogger tapi sepertinya banyak blogger perempuan (baik ibu-ibu maupun para calon ibu) yang bergabung di komunitas ini.
Mau bergabung dengan komunitas Ibu Profesional juga ternyata tidak mudah lho. Tidak seperti kalau kita ingin bergabung di komunitas blogger. Bisa kapan saja karena waktu pendaftarannya tidak terbatas, yang penting ikuti rules.
Sementara waktu pendaftaran di komunitas IP terbatas. Hanya terbuka dua atau sekali dalam setahun. Itu pun yang daftar buaanyaak sekali. Dari seluruh Indonesia, bahkan yang dari luar negeri juga ada. Jadinya jadwal pendaftaran juga singkat banget, hanya berlangsung paling lama tiga hari atau kalau sudah full kuota langsung tutup.
That's why, meski sudah setahun lebih tahu IP, saya belum juga menjadi bagian dari komunitas ini. Padahal niat ingin bergabung sudah selama itu. Yah, apa boleh buat kalau saya selalu kelewat saat pendaftaran terbuka. Alhamdulillaah, kesempatan untuk mewujudkan keinginan saya bergabung di IP datang juga dengan terbukanya pendaftaran kelas Foundation batch 8.
Namun ketika kesempatan itu ada di depan mata malah saya yang bimbang, maju mundur syantiik antara mau daftar atau tidak. Sampai -sampai mau daftar IP saja pake drama segala. Lho kenapa?
Well, sebelum curcol mengenai kegalauan yang saya alami ketika pendaftaran kelas Foundation IP batch 8 terbuka, ada baiknya kita kenalan dulu yuk dengan komunitas Ibu Profesional. Ya kali, mungkin saja ada pembaca 'Kamar Kenangan' ini yang masih belum tahu apa itu IP, kenapa saya ingin bergabung dengan komunitas ini atau kenapa sih ibu-ibu atau para calon ibu kudu banget gabung di IP dan bagaimana cara bergabungnya.
Apa Itu Komunitas Ibu Profesional?
Sebenarnya kalau ditanya apa itu komunitas Ibu Profesional, saya tahunya sebatas kulit luarnya saja. Yup, perkenalan saya dengan komunitas Ibu Profesional memang baru sekadar nama. Kalau bicara lebih jauh tentang IP, saya angkat tangan deh secara saya kan belum resmi menjadi bagian dari komunitas yang belakangan baru saya ketahui pendirinya adalah Ibu Septi Peni Wulandani. Ups!
Padahal ngakunya tahu IP sudah lama, setahunan lebih tapi pendirinya saja baru tahu kemarin setelah permintaan saya untuk bergabung di grup FB Institut Ibu Profesional dikonfirmasi. Duh, gimana sih?
Ya kan sudah saya bilang, perkenalan saya dengan komunitas yang anggotanya semua perempuan ini baru sebatas nama. Honestly, meski sudah lama tertarik gabung dengan IP, saya memang belum sampai kepo lebih jauh tentang komunitas yang berdiri sejak tahun 2011 ini. Paling yang saya kepoin, postingan para member IP di blog atau akun IGnya yang menceritakan terkait apa yang sudah ia pelajari di Institut Ibu Profesional dan apa yang sudah ia terapkan pada keluarganya.
Dari namanya pula sehingga saya mengartikan Komunitas Ibu Profesional atau Institut Ibu Profesional merupakan komunitas dimana anggotanya yang terdiri atas para ibu yang ingin belajar untuk menjadi ibu profesional.
Pendapat saya ini tidak salah sih namun kurang tepat, karena nyatanya komunitas Ibu Profesional tidak dikhususkan hanya untuk ibu-ibu saja. Para calon ibu baik yang belum maupun sudah menikah namun belum dikarunai buah pun boleh banget bergabung dengan komunitas Ibu Profesional. Intinya, Ibu Profesional terbuka untuk semua perempuan Indonesia yang ada di dalam maupun yang berdomisili di luar negeri.
Sekarang mari kita lihat apa sebenarnya Ibu Profesional itu?
Dilansir dari situs ibuprofesional.com, Ibu Profesional adalah komunitas para ibu dan calon ibu yang ingin meningkatkan kualitas diri sebagai seorang perempuan, seorang istri dan seorang ibu.
Di komunitas ini para ibu dan calon ibu tumbuh bersama, belajar bersama saling menguatkan dengan forum belajar yang dikelola secara online dan forum diskusi offline yang diselenggarakan di 57 kota dan di 10 negara.
Nah, dari pengertian tersebut kita bisa simpulkan bahwa Ibu Profesional adalah sebuah komunitas yang memfasilitasi para ibu maupun calon ibu untuk meningkatkan kualitas dirinya (menjadi profesional) dengan belajar melalui berbagai macam program yang ada di dalamnya.
Adapun program-program belajar yang ada di Ibu Profesional antara lain ; Matrikulasi, Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif, Bunda Saleha dan yang terakhir adalah program Training, Trailer dan Fasilitator.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang komunitas Ibu Profesional dan berbagai program belajar yang ada di IP kamu bisa langsung kepo di websitenya.
Kenapa ingin Gabung di Komunitas Ibu Profesional?
Menjadi ibu bukanlah pekerjaan yang gampang gambar : sites.google.com |
Karena saya seorang perempuan, seorang istri dan juga seorang ibu. Setelah menikah saya sadar benar, menjalani peran sebagai seorang istri tidaklah mudah, apalagi setelah dianugerahi buah hati. Tugas saya rasanya semakin berat. Walau kelihatannya menjadi ibu rumah tangga itu mudah. Hanya mengurus suami, anak-anak dan urusan domestik, kan? Apa susahnya?
Tidak dimungkiri masih banyak orang di luar sana yang memandang sebelah mata perempuan yang yang menyandang status ibu rumah tangga. Iya, dianggapnya ibu rumah tangga hanya sebatas status dan bukanlah termasuk jenis profesi. Yang dianggap berkerja hanyalah ibu-ibu yang beraktivitas di kantor dan menggunakan seragam kantoran.
Setelah menikah saya memang memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya sebagai guru dan lebih memilih menjadi ibu rumah tangga. Itu pun karena saya tidak memandang ibu rumah tangga seperti pandangan kebanyakan orang. Lagipula saya bahagia dengan keputusan saya ini.
Di saat orang lain mengangap ibu rumah tangga adalah status saya justru menganggapnya sebagai sebuah profesi. Di saat orang lain memandang remeh peran ibu rumah tangga, saya malah memandang ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang mulia.
Apalagi dalam Islam, perempuan memang lebih dianjurkan tinggal di rumah, kan? Bukan berarti perempuan tidak bisa bekerja di luar sama sekali. Boleh kok, mau bekerja di dalam atau di luar rumah itu hanya masalah pilihan. Yang penting kita pandai menjaga diri dan mampu menghindari fitnah.
Toh, di era digital seperti sekarang ini fitnah mudah tersebar kemana-mana. Jadi mau tinggal di rumah pun kalau nggak bisa jaga diri dengan baik tetap bisa kena fitnah, ya kan?
Bukan berarti pula karena jadi ibu rumah tangga yang pekerjaannya hanya berkutat di rumah melulu saya jadi tidak bisa mengembangkan potensi diri. Ini sisi positifnya kemajuan teknologi. Saya masih bisa tetap belajar meningkatkan kualitas diri dari rumah dengan ikut komunitas seperti Ibu Profesional yang juga menyediakan forum belajar secara online.
Yah, ketimbang akun medsos kita digunakan untuk hal-hal yang gaje dan unfaedah, mending kita gunakan untuk belajar dan isi dengan hal-hal yang berfaedah. Terutama sebagai seorang ibu, kita memang dituntut harus belajar, belajar dan terus belajar.
Jadi seorang ibu itu kudu punya banyak ilmu. Bahkan yang sudah bergelar sarjana S1, S2 dan S-seterusnya pun masih harus belajar ketika menjadi seorang ibu. Lebih-lebih jadi ibu di zaman sekarang, tantangannya berat, Esmeralda.
So, saya butuh komunitas seperti Ibu Profesional, karena jujur saja ilmu saya sebagai seorang ibu masih sangat-sangat minim. Saya masih perlu belajar lebih banyak lagi dan tentunya ilmu yang saya butuhkan untuk menjadi seorang ibu bisa saya dapatkan dari komunitas yang fokusnya memang memfasilitasi anggotanya untuk menjadi ibu profesional dalam artian bisa menjalankan perannya sebagai ibu dengan bersungguh-sungguh.
Bagaimana Cara Bergabung di Komunitas Ibu Profesional?
Sebelumnya saya sempat bingung dengan cara bergabung di komunitas IP. Karena tadinya saya mengira komunitas ini sama dengan komunitas blogger yang ketika kita ingin bergabung tinggal daftar dengan mengisi form dan memenuhi persyaratan yang ada. Ternyata tidak demikian. Untuk bisa gabung di IP saya harus menunggu jadwal pendaftaran kelas Foundation terbuka.
Sekadar informasi, kelas Foundation merupakan kelas persiapan menuju pembelajaran di Institut Ibu Profesional. Ibaratnya seperti gerbang masuk komunitas Ibu Profesional. Jadi setiap ibu atau calon ibu yang ingin bergabung di komunitas IP harus melalui kelas Foundation dulu. Kelas ini wajib diikuti sebelum memasuki Program Matrikulasi sehingga disebut juga kelas Pra Matrikulasi.
Pendaftaran Kelas Foundation batch 8 baru terbuka bulan November ini. Kalau kita tengok pendaftaran Kelas Foundation sebelumnya terbuka Desember 2018, berarti selang waktunya hampir setahunan. Tidak heran bila sekali terbuka pendaftaran, peserta yang daftar membludak.
Oya untuk kelas Foundation ini ada biaya investasinya ya. Tahun-tahun sebelumnya sih masih Rp100.000,- Baru tahun ini biaya invesasi kelas Foundation naik jadi Rp200.000.
Investasi dengan biaya pendaftaran sebesar itu menurut saya masih worth it. Toh, jika dibandingkan dengan ilmu yang bakal kita dapat di komunitas ini tentu biaya segitu tidak seberapa. Apalagi bayarnya juga cukup sekali untuk selamanya.
Nah, cara bergabung di komunitas Ibu Profesional gampang banget, cukup dengan lima langkah seperti alur yang tertera pada gambar berikut ini ;
Pendaftaran Kelas Foundation batch 8 sendiri terbuka hari Rabu, 13 November 2019 pukul 19.00. Info terkait pendaftaran kelas ini sudah diumumkan jauh-jauh hari di akun medsos IP. Bahkan dari beberapa bulan sebelumnya pun saya sudah dapat bocoran kalau pendaftaran untuk gabung di Komunitas IP akan terbuka bulan November. Jadi biar tidak ketinggalan info terkait pendaftaran kelas Foundation, sering-sering saja kepoin akun medsos IP baik di FB, IG maupun websitenya.
Galaunya bukan karena apa-apa, hanya karena pendaftaran kelas Foundation terbuka saat usia kandungan saya sudah masuk trimester tiga akhir. Otomatis kelasnya pun bakal berlangsung berdekatan dengan HPL adiknya Zhafran.
Jadi kalau saya daftar Foundation batch ini kemungkinan saya nggak bisa maksimal ikuti kelasnya. Apalagi jika jadwal kelas IP berbenturan dengan waktu saya melahirkan yang bisa jadi maju dari HPL. Belum lagi pasca melahirkan saya bakal berhadapan dengan kesibukan yang bertambah, merawat si baby dan kakaknya yang masih toddler. Mana sempat saya pegang hp nantinya.
Pokoknya banyaklah pikiran yang berseliweran di otak saya sehingga pas liat pendaftaran kelas Foundation IP resmi terbuka di malam Kamis (13/11) saya cuma termangu. Malam itu saya benar-benar diliputi kebimbangan dan akhirnya saya putuskan untuk tidak mendaftarkan diri.
Keesokkan paginya (14/11) saya sempat liat info di beranda FB, pendaftaran IP sudah tertutup, tapi tertutupnya hanya sementara untuk proses verifikasi data. Berarti masih ada peluang untuk bergabung di IP jika pendaftarannya terbuka kembali. Namun sampai pendaftaran IP dibuka kembali pukul 12.00 WIB saya masih tak kunjung mendaftarkan diri.
Pada akhirnya saya baru mendaftar tepat di malam hari terakhir pendaftaran Kelas Foundation (15/11). Itu pun tergerak daftarnya karena liat status teman yang berhasil terdaftar sebagai peserta kelas Foundation. So far i think, apa salahnya daftar IP tahun ini, kalau pun harus mengulang karena nggak bisa maksimal mengikuti kelasnya kan masih ada kesempatan untuk daftar lagi tahun berikutnya.
Malam itu, setelah sukses mengisi form pendaftaran Foundation 8 IP saya berkali-kali mengecek email balasan, namun email yang saya nantikan tak kunjung muncul. Keesokkan harinya (16/11) saya cek lagi, oalah ternyata email balasan dari Ibu Profesional nyasar di kotak spam. Pantesan.
Nah, di sini saya galau lagi. Pasalnya pendaftaran kelas Foundation batch 8 sudah tertutup sementara saya belum transfer biaya pendaftaran. Jadinya saya bingung dong, apa masih bisa transfer sekalipun pendaftaran sudah tertutup. Karena tidak ada kontak admin yang bisa saya hubungi, saya inisiatif kirim pesan via FP Ibu Profesional. Sayang tidak ada tanggapan.
Ok no problem. Karena link untuk konfirmasi pembayaran masih terbuka jadi saya memutuskan untuk transfer saja. Eh sekalinya mau transfer, linknya nggak bisa diakes. Saya jadi batal transfer hari itu.
Ya sudah deh, mungkin saya memang belum ditakdirkan gabung IP tahun ini. Begitu yang sempat terbersit di benak saya. Namun keesokkan paginya (17/11) saya iseng klik link konfirmasi pembayaran yang sebelumnya sudah tertutup. Ternyata linknya bisa diakes kembali. Yes, tanpa pikir panjang pagi itu juga saya putuskan untuk segera transfer sebelum linknya tertutup.
Gara-gara buru-buru transfer itulah sehingga saya sampai transfernya di mesin ATM yang kehabisan kertas resi. Alhasil bukti transferan saya nggak keluar. Padahal sebelumnya suami sempat cek untuk memastikan dan memang resinya nggak keluar tapi karena buru-buru dan khawatir link konfirmasi pembayarannya tertutup lagi saya ngotot transfer di ATM tersebut.
Andaikata saya sedikit bersabar dan nggak terburu-buru transfer saat itu tapi ah sudahlah. Apa boleh buat, saya jadi kehilangan bukti pembayaran, mana nggak ada sms banking, buku rekening sudah lama tercecer entah dimana. Mau ngurus di bank juga rempong. Pasalnya kalau hari kerja, suami sibuk seharian di kantor sementara saya nggak bisa ke bank sendiri dalam keadaan perut buncit dan bawa toddler yang lagi aktif-aktifnya.
Oke, sudah telat transfer, nggak ada bukti pembayaran pula. Makin galaulah saya. Gimana saya bisa konfirmasi tanpa bukti pembayaran? Saya coba konfirmasi terkait hal tersebut dengan mengirim pesan langsung ke akun medsos IP termasuk juga email, namun sama saja. Lagi-lagi tidak ada respon.
Syukur, tidak lama kemudian saya dapat email kembali dari IP terkait notif perpanjangan transfer investasi pendaftaran sampai hari Selasa (19/11).
Berarti masih ada waktu ke bank untuk mendapatkan bukti transfer. Namun suami masih tidak bisa menemani, alhasil dia inisiatif sendiri untuk mengambil bukti mutasi rekening berupa lima transaksi terakhir yang saya lakukan. Yah meski di resi mutasi tersebut tidak ada keterangan transaksi pengirim ke mana. Adanya cuma nominal transaksi saja.
Bukti tersebut segera saya kirim ke email IP karena form konfirmasi pendaftaran investasi yang sebelumnya sudah saya submit tidak dapat diedit kembali. Sayang, lagi-lagi tidak ada balasan.
Syukur pula pas hari terakhir transfer pendaftaran, saya dapat info kontak admin di akun medsos ID. Segera saya hubungi kontak admin 1 dan akhirnya dapat tanggapan. Bukti transfer saya yang hanya berupa mutasi juga bisa diterima alias tidak dipermasalahkan.
Alhamdulillaan tepat di hari Kelas Foundation resmi terbuka (20/11) saya akhirnya bisa bergabung di grup FB Institut Ibu Profesional.
Eh tapi meski sudah terdaftar sebagai peserta kelas Foundation Ibu Profesional batch 8, saya nggak boleh terlalu senang dulu. Pasalnya perjuangan masih panjang. Kelas Foundation ini baru gerbang masuk Ibu Profesional, semacam MOSnya-lah dan status saya di sini baru sebagai calon anggota IP. Nanti kalau sudah lulus kelas Matrikulasi baru deh saya sah menjadi bagian dari komunitas ini. Begitu kira-kira penjelasan yang saya dapatkan.
#Semangatbelajarcalonibuprofesional
Salam,
Investasi dengan biaya pendaftaran sebesar itu menurut saya masih worth it. Toh, jika dibandingkan dengan ilmu yang bakal kita dapat di komunitas ini tentu biaya segitu tidak seberapa. Apalagi bayarnya juga cukup sekali untuk selamanya.
Nah, cara bergabung di komunitas Ibu Profesional gampang banget, cukup dengan lima langkah seperti alur yang tertera pada gambar berikut ini ;
Cara mendaftar kelas Foundation batch 8 IP (gambar : @institut.ibu.profesional) |
Drama Saat Mendaftar Kelas Foundation Batch 8 Ibu Profesional
Sebenarnya nggak bakal ada drama sih kalau saya nggak galau saat mau daftar IP. Padahal sudah lama saya incar komunitas ini tapi saat kesempatan untuk bisa bergabung ada di depan mata eh malah saya yang galau.Galaunya bukan karena apa-apa, hanya karena pendaftaran kelas Foundation terbuka saat usia kandungan saya sudah masuk trimester tiga akhir. Otomatis kelasnya pun bakal berlangsung berdekatan dengan HPL adiknya Zhafran.
Jadi kalau saya daftar Foundation batch ini kemungkinan saya nggak bisa maksimal ikuti kelasnya. Apalagi jika jadwal kelas IP berbenturan dengan waktu saya melahirkan yang bisa jadi maju dari HPL. Belum lagi pasca melahirkan saya bakal berhadapan dengan kesibukan yang bertambah, merawat si baby dan kakaknya yang masih toddler. Mana sempat saya pegang hp nantinya.
Pokoknya banyaklah pikiran yang berseliweran di otak saya sehingga pas liat pendaftaran kelas Foundation IP resmi terbuka di malam Kamis (13/11) saya cuma termangu. Malam itu saya benar-benar diliputi kebimbangan dan akhirnya saya putuskan untuk tidak mendaftarkan diri.
Keesokkan paginya (14/11) saya sempat liat info di beranda FB, pendaftaran IP sudah tertutup, tapi tertutupnya hanya sementara untuk proses verifikasi data. Berarti masih ada peluang untuk bergabung di IP jika pendaftarannya terbuka kembali. Namun sampai pendaftaran IP dibuka kembali pukul 12.00 WIB saya masih tak kunjung mendaftarkan diri.
Baru daftar pas hari terakhir pendaftaran kelas Foundation |
Malam itu, setelah sukses mengisi form pendaftaran Foundation 8 IP saya berkali-kali mengecek email balasan, namun email yang saya nantikan tak kunjung muncul. Keesokkan harinya (16/11) saya cek lagi, oalah ternyata email balasan dari Ibu Profesional nyasar di kotak spam. Pantesan.
Nah, di sini saya galau lagi. Pasalnya pendaftaran kelas Foundation batch 8 sudah tertutup sementara saya belum transfer biaya pendaftaran. Jadinya saya bingung dong, apa masih bisa transfer sekalipun pendaftaran sudah tertutup. Karena tidak ada kontak admin yang bisa saya hubungi, saya inisiatif kirim pesan via FP Ibu Profesional. Sayang tidak ada tanggapan.
Ok no problem. Karena link untuk konfirmasi pembayaran masih terbuka jadi saya memutuskan untuk transfer saja. Eh sekalinya mau transfer, linknya nggak bisa diakes. Saya jadi batal transfer hari itu.
Ya sudah deh, mungkin saya memang belum ditakdirkan gabung IP tahun ini. Begitu yang sempat terbersit di benak saya. Namun keesokkan paginya (17/11) saya iseng klik link konfirmasi pembayaran yang sebelumnya sudah tertutup. Ternyata linknya bisa diakes kembali. Yes, tanpa pikir panjang pagi itu juga saya putuskan untuk segera transfer sebelum linknya tertutup.
Gara-gara buru-buru transfer itulah sehingga saya sampai transfernya di mesin ATM yang kehabisan kertas resi. Alhasil bukti transferan saya nggak keluar. Padahal sebelumnya suami sempat cek untuk memastikan dan memang resinya nggak keluar tapi karena buru-buru dan khawatir link konfirmasi pembayarannya tertutup lagi saya ngotot transfer di ATM tersebut.
Andaikata saya sedikit bersabar dan nggak terburu-buru transfer saat itu tapi ah sudahlah. Apa boleh buat, saya jadi kehilangan bukti pembayaran, mana nggak ada sms banking, buku rekening sudah lama tercecer entah dimana. Mau ngurus di bank juga rempong. Pasalnya kalau hari kerja, suami sibuk seharian di kantor sementara saya nggak bisa ke bank sendiri dalam keadaan perut buncit dan bawa toddler yang lagi aktif-aktifnya.
Oke, sudah telat transfer, nggak ada bukti pembayaran pula. Makin galaulah saya. Gimana saya bisa konfirmasi tanpa bukti pembayaran? Saya coba konfirmasi terkait hal tersebut dengan mengirim pesan langsung ke akun medsos IP termasuk juga email, namun sama saja. Lagi-lagi tidak ada respon.
Syukur, tidak lama kemudian saya dapat email kembali dari IP terkait notif perpanjangan transfer investasi pendaftaran sampai hari Selasa (19/11).
Berarti masih ada waktu ke bank untuk mendapatkan bukti transfer. Namun suami masih tidak bisa menemani, alhasil dia inisiatif sendiri untuk mengambil bukti mutasi rekening berupa lima transaksi terakhir yang saya lakukan. Yah meski di resi mutasi tersebut tidak ada keterangan transaksi pengirim ke mana. Adanya cuma nominal transaksi saja.
Bukti tersebut segera saya kirim ke email IP karena form konfirmasi pendaftaran investasi yang sebelumnya sudah saya submit tidak dapat diedit kembali. Sayang, lagi-lagi tidak ada balasan.
Syukur pula pas hari terakhir transfer pendaftaran, saya dapat info kontak admin di akun medsos ID. Segera saya hubungi kontak admin 1 dan akhirnya dapat tanggapan. Bukti transfer saya yang hanya berupa mutasi juga bisa diterima alias tidak dipermasalahkan.
Alhamdulillaan tepat di hari Kelas Foundation resmi terbuka (20/11) saya akhirnya bisa bergabung di grup FB Institut Ibu Profesional.
Eh tapi meski sudah terdaftar sebagai peserta kelas Foundation Ibu Profesional batch 8, saya nggak boleh terlalu senang dulu. Pasalnya perjuangan masih panjang. Kelas Foundation ini baru gerbang masuk Ibu Profesional, semacam MOSnya-lah dan status saya di sini baru sebagai calon anggota IP. Nanti kalau sudah lulus kelas Matrikulasi baru deh saya sah menjadi bagian dari komunitas ini. Begitu kira-kira penjelasan yang saya dapatkan.
#Semangatbelajarcalonibuprofesional
Salam,
28 komentar untuk "Cerita Awal Bergabung dengan Komunitas Ibu Profesional"
Dasar emang kurang niat kali ya.
Tapi salut ya, zaman sekarang banyak banget mamak-mamak yang bikin komunitas berfaedah :)
Bagus juga ya komunitasnya supaya para ibu / perempuan bisa menjalani perannya tanpa stress juga
Saya sudah merasakannya sampe Bunda Cekatan sekarang mulai
Sejak lama pengen gabung IP tapi saya masih maju mundur cantik, minder sama buibu yang lain 🙈🙈🙈
Entahlah, jadinya kepo mulu belum daftar juga tiap ada info pendaftara 🙈
Memang programnya bagus-bagus dan bermanfaat untuk ibu-ibu
Saya juga member Ibu Profesional regional Surabaya Raya dan sekarang sedang menanti perkuliahan Bunda Cekata
yaaa berarti harus nunggu tahun depan lagi ya? hmm, harus cari tahu lebih banyak lagi nih sebelum daftar biar kelewat lagi :)
Salam hangat dari HIS Seskoad Grand Ballroom Bandung.
Kami dengan bangga mempersembahkan venue terbaru kami yaitu “HIS Seskoad Grand Ballroom”, Gedung seskoad yang berletak strategis nan mewah yang menjadi favorit para calon pengantin ini kini berada di naungan HIS, untuk itu fasilitas yang terdapat di gedung seskoad grand ballroom kini berstandard seperti gedung HIS lainnya, “Ballroom full karpet eksklusif, AC, Lampu Kristal, dan design ruangan yang elegan&mewah”. Selain gedung, kami juga bekerjasama dengan banyak pilihan vendor ternama di Bandung, mulai dari catering, busana&MUA, dekorasi, music & entertainment, fotografi&videografi, MC, wedding car, hingga pelayanan yang kami miliki untuk membantu calon pengantin dari awal sampai akhir yaitu, Wedding Public Relations, Wedding Planner, dan Wedding Executor. Dengan sistem “One Stop Wedding Service”, Kami pastikan akan memberikan pelayanan terbaik dalam membantu dari awal hingga di hari Bahagia akang teteh
Untuk itu kami mengundang akang teteh calon pengantin, untuk datang ke pre-launching HIS Seskoad Ballroom kami, dan segera dapatkan HARGA PRE-LAUNCHING yang pasti akan sangat worth it dengan fasilitas dan pelayanan yang kami berikan serta BONUS FANTASTIS! untuk akang teteh calon pengantin Cuma di HIS SESKOAD GRAND BALLROOM.
For more info and detail call :
Wedding Public Relations HIS Seskoad Grand Ballroom
Jl. Gatot Subroto No. 96 Bandung.
TELP & (WA) : +628112141300
INSTAGRAM : @his_seskoad
See u brides and grooms to be!
-HIS Wedding Venue Organizer-
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.