Pengalaman Periksa Mata dengan BPJS di Klinik Mata Orbita dan Klaim Kacamata di Optik Omega Makassar
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Pengalaman Periksa Mata dengan BPJS di Klinik Mata Orbita dan Klaim Kacamata di Optik Omega Makassar - Tanggal 22 April 2019 lalu saya menyempatkan diri periksa mata dengan BPJS di klinik Mata Orbita Makassar. Tentunya setelah mendapat surat rujukan terlebih dahulu dari faskes 1 saya yang berada di Klinik Kimia Farma Pettarani. Surat rujukan tersebut sendiri sebenarnya sudah saya dapatkan dari tanggal 4 April namun saya baru sempat saja datang ke klinik tanggal 22 itu. Bahkan meski saya datangnya dua bulan ke depan pun pastinya masih bisa dilayani. Kenapa?
Yup, karena sistem rujukan BPJS sekarang sudah online dan masa berlakunya lebih lama dibanding rujukan offline yang hanya berlaku sebulan. Untuk surat rujukan online sendiri masa berlakunya sampai tiga bulan. Lumayan lama, kan? Selain itu, plusnya lagi, prosedur untuk mendapatkan surat rujukan online ini cepat dan praktis.
Yah, namanya juga surat rujukan online, otomatis suratnya dalam bentuk online jadi kita tidak perlu membawa surat rujukan yang dicetak. Nantinya kita cukup membawa dan menunjukkan kartu BPJS saja pada saat berobat di RS tempat kita dirujuk.
Sebelum Periksa Mata dengan BPJS di Klinik Mata Orbita Makassar
Klinik mata orbita (dok.pri) |
Ini adalah kali kedua saya periksa mata dengan BPJS. Pertama kali saya periksa mata dengan BPJS awal Juli 2018 lalu, waktu Zhafran masih dalam perut. Oleh dokter umum yang menangani saya di klinik Kimia Farma Pettarani, saya dirujuk ke RS Awal Bros.
Tujuan saya periksa mata saat itu memang hanya ingin mengecek sekaligus memastikan apakah kondisi mata saya yang minusnya sudah tinggi ini memungkinkan untuk melahirkan normal atau tidak. Karena tujuan saya seperti itu sehingga ketika diperiksa dokter spesialis mata di RS Awal Bros (ups saya lupa nama dokternya), beliau bukan mengecek kondisi minus melainkan kondisi retina mata saya, apakah masih tebal atau sudah mengalami penipisan?
Eh tepatnya sih saya tidak ingat apakah mata saya saat itu diperiksa minusnya atau nggak karena hasil pemeriksaan yang saya terima hanya mengenai kondisi retina mata saya yang ternyata sudah mengalami penipisan baik di sebalah kiri maupun kanan.
Lho kenapa yang diperiksa kondisi retina buka minus. Bukannya ibu hamil dengan mata minus tinggi yang rentan melahirkan secara normal, lantas apa hubungannya dengan kondisi retina? Soal ini sudah pernah saya jelaskan di Kamar Kenangan ini ya.
Nah, berbeda dengan pemeriksaan mata yang saya jalani sebelum Zhafran lahir. Kali ini tujuan saya periksa mata untuk mengetahui minus sekaligus silinder saya sudah berada di angka berapa sekaligus pengen klaim kacamata dengan BPJS. Maklum, saya sudah lama nggak ganti kacamata terakhir waktu tahun 2017 lalu, sekira 2 atau tiga bulan pasca menikah. Itu pun ukuran lensanya sengaja saya masih pake ukuran lama hanya gagangnya saja yang diganti. Jadi memang sudah saatnya saya ganti kacamata dengan ukuran yang baru.
Syukurnya, kali ini saya dirujuknya di Klinik Mata Orbita bukan di RS Awal Bros. Kalau kamu sudah baca pengalaman saya waktu cek retina mata di RS yang terletak di jalan Urip Sumaharjo itu pasti kamu tahu alasannya, haha saya kapok dirujuk ke sana.
Memang saya belum ada pengalaman sama sekali berobat di Klinik Mata Orbita tapi sekalinya tahu saya dirujuk ke klinik tersebut jelas saya langsung excited dong. Gimana ngggak excited coba? Selama ini saya sudah sering lewat di depan klinik Orbita dan setiap kali lewat hampir setiap kali itu pula terlintas keinginan untuk periksa mata di klinik yang terletak di jalan poros Pettarani (dekat lampu merah Pettarani - Hertasning) itu.
Kenapa saya tertarik ingin periksa mata di Orbita? Ya, karena Orbita merupakan klinik khusus mata. I think, lebih nyaman saja sih periksa mata langsung di klinik khusus mata ketimbang di RS umum. But even ada keinginan tetap saja sebelum-sebelumnya saya nggak berani periksa mata di Orbita. Kenapa?
Karena saya nggak tahu biaya berobat mata di Klinik Mata Orbita sekira berapaan. Yang ada dalam benak saya, karena Orbita merupakan klinik khusus mata jadi mungkin biaya periksanya cukup mahal. Apalagi setahu saya klinik tersebut tidak bekerjasama dengan BPJS. Kan lumayan juga kalau kliniknya bekerjasama dengan BPJS, saya bisa dapat pengobatan mata gratiss, wkwkw (dasar pecinta gratisan😅) Yaiyalah, lagipula buat apa punya kartu BPJS kalau nggak dimanfaatkan? Itu juga namanya pemborosan lho. Sudah tiap bulan bayar iuran tapi ketika sakit atau ada masalah dengan kesehatan nggak mau dipake.
Alhamdulillaah, keinginan saya untuk bisa berobat gratis di Klinik Mata Orbita akhirnya terwujud. Yup, jadi saya baru tahu ternyata Klinik Mata Orbita yang lokasinya tidak begitu jauh dari faskes 1 saya ini telah bekerjasama dengan BPJS sejak Agustus 2018 lalu.
Pengalaman Saat Periksa Mata dengan BPJS di Klinik Mata Orbita Makassar
Dapat nomor urut 129 |
Saya baru tiba di Klinik Mata Orbita saat jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Lumayan telat sih, seharusnya saya datang lebih pagi agar bisa cepat mendapatkan nomor antrian. Suasana di Orbita pagi itu juga sudah sangat ramai. Parkirannya saja penuh tapi tak mengurungkan niat saya untuk periksa.
Lagian kalau bukan pagi itu, kapan lagi saya ada kesempatan untuk periksa? Mumpung saya masih di Makassar, belum balik ke daerah. Mumpung Zhafran juga ada yang jagain (kakek dan neneknya, upst). Ayahnya sendiri lagi sementara kerja jadi tidak bisa menemani saya pergi periksa.
FYI saja nih, sejak Zhafran lahir hingga usianya saat itu menginjak 8 bulan saya jarang keluar rumah (apalagi seorang diri) dan nyaris tidak pernah pisah lama dengannya.
Itu juga saya baru berani pergi periksa mata yang saya tahu pasti prosesnya bakal lama setelah Zhafran sudah masuk masa MPASI. Kalau usia Zhafran masih di bawah 6 bulan ya mana berani saya tinggali dia lama-lama. Pasalnya selama ini saya menyusui si kecil secara direct, jadi memang saya nggak bisa lama-lama di luar.
Baca juga Pengalaman Enam Bulan Menyusui Zhafran
Berhubung saya datangnya lumayan kesiangan jadi wajar dapat nomor antrian di atas angka 100. Nomor antrian di Klinik Mata Orbita sendiri bisa langsung diambil di luar pintu masuk ya. Ada satpam yang mengawasi di situ. Oya, nantinya kita bakal dapat dua kertas antrian. Satunya untuk ditunjukkan di meja resepsionis pada saat pendaftaran sementara satunya lagi ditunjukkan pada petugas di dalam ruangan pemeriksaan.
Baru nomor B80, masih lama ngantrinya |
Sementara untuk pendaftarannya bisa dilakukan di meja resepsionis yang berada tepat di depan pintu masuk. Gedung Klinik Mata Orbita ini memang tidak terlalu besar tapi di dalamnya nyaman banget. Apalagi tersedia fasilitas Wifi gratis pula. Setidaknya dengan fasilitas tersebut kita bisa bebas streaming atau main medsos sambil menunggu nomor antrian disebut. Jadi nggak terlalu sumpek selama mengantri. Sayangnya saya tidak terlalu memanfaatkan fasilitas tersebut karena hp cepat lowbet.
Well, ada sekira sejaman lebihlah saya menunggu sampai nomor antrian saya disebut dan disuruh ke meja resepsionis loket 2 untuk melakukan pendaftaran. Di loket tersebut, saya menyerahkan satu kertas nomor antrian dan menunjukkan kartu BPJS. Setelah dicek barulah kemudian saya dipersilakan menunggu di depan ruang pemeriksaan.
Di depan ruang pemeriksaan ini saya masih harus mengantri lagi but least tidak selama saat menunggu antrian untuk pendaftaran sebagai peserta BPJS. Di dalam ruangan pemeriksaan saya langsung disambut dengan para perawat, bukan dokter lho ya.
Selama ini kan saya kalau periksa mata langsung berhadapan dengan dokter. Dokter matanya nanti yang akan mengecek kondisi mata saya dengan dua alat yang entah apa namanya. Lha di Klinik Orbita ini ternyata yang bertugas memeriksa mata dengan alat adalah para perawatnya.
Dua alat pemeriksaan mata di klinik orbita |
Meski tidak tahu apa nama alatnya tapi saya sudah familiar dengan kedua alat pemeriksaan mata yang sempat saya jepret di atas. Kita akan disuruh meletakkan dagu dan dahi pada alat tersebut lalu melihat ke lubang kecil dengan mata kiri dan kanan secara bergantian. Pada alat satunya, mata kita seperti ditembak dengan sinar berbentuk titik kecil. Pada saat ditembak itulah akan ada angin yang keluar seperti ditiup saat kelilipan. Setiap diperiksa dengan alat tersebut reaksi saya pasti kaget dan refleks tutup mata, hehe.
Setelah pemeriksaan mata melalui alat di ruangan yang sebenarnya ada namanya tapi saya tidak ingat nama ruangannya apa, saya dipersilakan menuju ruang berikutnya, yakni ruang visus.
Rupanya ruang visus merupakan ruang pemeriksaan mata secara manual, saya sebutnya sih seperti itu karena tidak menggunakan alat canggih seperti di ruang sebelumnya. Di ruangan ini yang periksa masih perawat ya bukan dokter.
Pastinya kamu yang sudah pernah periksa mata juga familar dengan pemeriksaan mata yang satu ini. Kita akan dipakaikan alat seperti kacamata lalu dipasangkan lensa dengan ukuran tertentu. Kemudian kita akan disuruh untuk melihat snellen chart, yakni bagan berisi huruf-huruf maupun angka-angka yang bervariasi. Jarak dari tempat duduk pasien ke snellen chart ini sendiri diposisikan sekira beberapa meter.
Dokter atau perawat yang memeriksa akan meminta kita menyebutkan huruf-huruf atau angka-angka yang ditunjuknya pada snellen chat. Jika kita tidak bisa menyebutnya maka dokter atau perawat tersebut akan melakukan uji refraksi untuk menentukan ukuran lensa mata. Uji refraksi ini dilakukan dengan koreksi lensa mata sampai dokter/perawat yang memeriksa menemukan ukuran lensa yang tetap untuk mata kita.
Selanjutnya, setelah dari ruangan visus saya kembali harus mengantri, menunggu panggilan untuk masuk ke ruangan dokter. Saat itu jam sudah menunjukkan lebih dari pukul 12 siang. Sudah masuk waktu dhuhur sehingga saya memutuskan untuk shalat dulu. Walau sempat ragu juga, khawatirnya nama saya dipanggil saat saya sementara shalat, apalagi saya juga belum tahu akan ditangani oleh dokter siapa.
Namun keraguan itu segera saya tepis, ya semoga saja nama saya baru dipanggil masuk setelah saya mengerjakan dhuhur. Akhirnya saya putuskan untuk shalat dulu. Toh, musholanya juga tidak jauh dari depan ruangan dokter.
Alhamdulilllaah, tidak lama setelah shalat nama saya akhirnya dipanggil masuk ke dalam ruangan dokter Azizah Junus, S.PM. Dokternya menyambut saya dengan ramah dan menanyakan keluhan terkait keluhan yang saya alami. Tanpa basa-basi saya langsung katakan saja kalau saya pengen ganti kacamata. Oke, dokternya kemudian menuliskan hasil pemeriksaan mata saya, memberikan resep dan mengisi surat semacam tanda bukti agar saya bisa mendapatkan klaim kacamata.
Hasil periksa mata di Klinik Mata Orbita. Minus bertambah, hiks.
|
Setelah dari ruangan dokter saya diarahkan ke lobi, dekat tempat saya duduk mengantri saat hendak mendaftar dan menyerahkan kertas dari dokter. Kertas tersebut kemudian distempel dan dimasukkan dalam amplop oleh petugas yang berada di situ. Selanjutnya saya disuruh ke Optik Orbita yang gedungnya berada tepat di samping Kliniknya.
Optik Orbita (dok.pri) |
Eniwei, saya sempat kegeeran ketika berada di Optik Orbita. Pasalnya saya mengira saya bisa langsung klaim kacamata. Ternyata saya disuruh ke Optik Orbita hanya untuk mengambil obat yang diresepkan dokter dan dikasih secarik kertas berupa info nama-nama optik yang bekerjasama dengan BPJS. Oalah, rupanya saya tidak bisa klaim kacamata di Optik Orbita karena Optik tersebut tidak bekerjasama dengan BPJS. Tentu akan lebih bagus lagi ya Optik dari Orbita ini juga melakukan kerjasama dengan BPJS sehingga saya tidak perlu repot-repot lagi klaim kacamata di Optik lain, hehe. Eh tapi Klinik Orbita Makassar sudah mau bekerjasama dengan BPJS saja itu sudah oke banget😊
Kesan Setelah Periksa Mata dengan BPJS di Klinik Mata Orbita Makassar
Konsultasi dengan dokter Azizah Junus, S.PM selesai |
Yang pastinya saya nggak kecewa dengan pelayanan yang saya dapatkan dari Klinik Mata Orbita Makassar ini. Mulai dari satpamnya yang bertugas melayani pasien yang hendak mengambil nomor antrian, petugasnya di meja resepsionis, para perawat di bagian pemeriksaan hingga dokter, semuanya ramah.
Fasilitasnya pun tak kalah oke. Seperti yang sudah saya singgung di atas even gedung dari Orbita ini tidak begitu besar tapi kondisi di dalamnya nyaman dan tenang. Tersedia mushola di dalam, toiletnya bersih, ada fasilitas wifi gratis pula sehingga kita bisa internetan puas-puas di Klinik ini. Selain itu, Klinik Orbita juga punya Optik sendiri jadi setelah periksa mata kamu bisa langsung liat-liat kacamata di optiknya. Mau pesan kacamata pun boleh, hanya saja tidak ditanggung BPJS ya.
Soal mengantrinya bagi saya tak terlalu masalah. Meski lama tapi setidaknya tidak lebih lama daripada saat saya mengantri untuk periksa mata di RS Awal Bross. Bayangkan dari 9 pagi dan baru bisa bertemu dokter pukul 10 malam, ckck. Sedangkan di Klinik Orbita ini saya hanya cukup mengantri beberapa jam. Datang sekira pukul 10 pagi dan selesai diperiksa sekira pukul 1 siang.
Lagipula konsekuensi mendaftar sebagai peserta BPJS memang begitu, kan? Apalagi pendaftarannya memang hanya terbuka sampai pukul 12 siang dan harus dilakukan di tempat. Lain hal kalau kita mendaftar sebagai peserta umum atau non BPJS yang bisa booking pendaftaran secara online.
Khusus pasien umum atau non BPJS bisa booking
nomor antrian secara online (dok.pri)
|
Di luar prosedur pendaftaran, saya tidak melihat adanya perbedaan pelayanan antara pasien BPJS dan pasien non BPJS. Semua dilayani dengan perlakuan yang sama. Over all, kalau kamu lagi cari tempat periksa mata di Makassar yang recommended, Klinik Mata Orbita ini salah satunya.
Pengalaman Klaim Kacamata dengan BPJS di Optik Omega Makassar
Sebenarnya saya sempat urung menuliskan pengalaman periksa mata sekaligus klaim kacamata dengan BPJS kali ini. Kenapa? Karena saya sudah periksa matanya dari awal April lalu namun sampai bulan Agustus kemarin saya belum juga pergi klaim kacamata di optik yang bekerjasama dengan BPJS.
Padahal tujuan utama saya pergi periksa mata waktu itu kan untuk klaim kacamata. Agar saya bisa pake kacamata dengan gagang dan ukuran lensa yang baru. Untuk gagang kacamatanya sih sudah ada. Ukurannya juga sudah ada. Tinggal mau klaim lensanya doang. Kan lumayan bisa dapat potongan Rp300.000 (ini khusus untuk pengguna BPJS kelas 1 ya).
Masalahnya apakah surat keterangan untuk klaim kacamata di Optik yang bekerjasama dengan BPJS itu masih berlaku? Karena sudah berbulan-bulan sejak saya periksa mata, bahkan masa berlaku surat rujukan dari faskes 1 saya untuk berobat di Klinik Orbita juga sudah kadaluarsa awal Juli lalu.
Nah, ini yang jadi tanda tanya. Saya malah sempat mengira mungkin sudah tidak berlaku sampai kepikiran mau ganti lensa kacamata tanpa lagi mengharapkan adanya potongan. Salah saya juga sih, kenapa sepulang periksa dari Klinik Mata Orbita nggak langsung singgah klaim kacamata. Lha kenapa malah singgahnya di apotik bukan di apotik dan malah beli test pack *eh
Baca juga Cerita Kehamilan Kedua Trimester Pertama
Daftar Optik yang bekerjasama dengan BPJS |
Padahal informasi terkait nama-nama Optik yang bekerjasama dengan BPJS sudah dikasih, lengkap pula dengan alamatnya jadi tidak perlu lagi repot-repot cari, tinggal pilih mau datang ke alamat Optik yang mana. Lagian kalau bingung dengan alamatnya pun gampang, tinggal buka google maps.
Baiklah, memang salah saya waktu itu nggak langsung singgah klaim kacamata. Alhasil nggak sempatnya itu sampai akhirnya saya meninggalkan kota Makassar dan kembali ke Parepare. Memang sih Optik yang bekerjasama dengan BPJS di Parepare juga ada tapi prosedur untuk dapat klaim kacamatanya itu yang beda.
Optik tersebut hanya menerima surat keterangan klaim kacamata dari RS tertentu. Itu pun RS yang dimaksud adanya di Parepare sementara surat keterangan untuk klaim kacamata yang saya dapatkan berasal dari Klinik Mata yang ada di Makassar.
Singkat cerita, saya akhirnya baru bisa injak Makassar lagi pertengahan September kemarin. Bukan kebetulan suami saat itu lagi ada urusan di sana. Nah, mumpung lagi di Makassar jadi saya mau sekaligus klaim kacamata, kali saja klaimnya masih berlaku meski sudah berlalu lima bulan dari saya periksa mata di Klinik Orbita. Meski ragu tapi apa salahnya mencoba daripada saya harus mengulangi prosedur yang sama atau ganti lensa kacamata tanpa mendapat potongan, lebih baik saya pastikan langsung.
Malam itu, setelah dari faskes 1 di Klinik Kimia Farma Pettarani untuk mendapatkan surat rujukan periksa kehamilan, kemudian lanjut periksa kehamilan di Bidan Praktik Mandiri tempat saya dirujuk yang terletak di jalan Abu Bakar Lambogo no. 256, saya, suami berserta si kecil langsung juga menyempatkan diri mendatangi salah satu Optik di Makassar yang bekerjasama dengan BPJS.
Baca juga Catatan Kehamilan Kedua Trimester Kedua
Mulanya pilihan saya dan suami jatuh pada Optik Surya yang terletak di jalan Gunung Bawakaraeng no. 18 Makassar. Sayangnya sesampai di sana Optiknya tutup jadi kami memutuskan ke Optik Omega yang letaknya di jalan Gunung Lompo Battang no. 21, tak begitu jauh dari Optik Surya.
Keputusan saya yang ingin memastikan apakah surat keterangan untuk klaim kacamata yang saya dapatkan dari Klinik Mata Orbita lima bulan lalu masih berlaku atau tidak ternyata tidak sia-sia. Buktinya, surat keterangan klaim kacamata tersebut masih diterima oleh petugas Optik Omega (saya nggak tahu ya kalau di Optik lain). Kata petugasnya sih biasa surat klaim kacamata berlaku selama enam bulan sejak dikeluarkan Alhamdulillaah lega dasanya dengar penuturan tersebut.
Berhubung saya sudah punya gagang kacamata sendiri sehingga yang saya klaim cuma lensanya saja. Fyi, gagang kacamatanya sudah saya beli dari bulan April lalu di kantor K-Link Makassar. Kalau saya sebut K-Link pastinya kamu sudah tahu dong merk gagang kacamata yang saya maksud. Yup, gagang kacamata merk K-ion nano. Waktu itu saya belinya sekira 400-an (nggak nyampe 500).
Sementara untuk lensanya di Optik Omega ini saya ditawari mau pilih lensa biasa (tidak ditipiskan) seharga Rp500.000 atau lensa yang ditipiskan 30% dari ketebalannya seharga Rp750.000. Oke, saya pilih yang ditipiskan saja even penipisannya nggak seberapa daripada pake kacamata dengan lensa yang sama sekali tidak ditipiskan, pastinya tebal sekali tuh.
Well, jangan heran ya kenapa lensanya lebih mahal dari gagangnya. Harga lensa kacamata minus itu sesuai dengan tingkatannya. Maksud saya semakin tinggi minus suatu lensa maka semakin mahal harganya, begitu pun sebaliknya. Karena mata saya minusnya termaksud tinggi, ada silindernya pula sehingga wajar harganya segitu. Syukur saya dapat klaim kacamata dengan BPJS jadi dapat potongan Rp300.000,- sehingga saya cukup membayar Rp450.000,-
Berhubung saya pilihnya lensa yang ditipiskan sehingga kata petugasnya kacamata saya baru bisa selesai dipasang lensa paling lambat dua pekan ke depan, karena lensanya sendiri dipesan dari luar. Ok, tak masalah. Malam itu saya panjar Rp100.000 sehingga sisa Rp350.000 yang bakal saya lunasi saat pengambilan kacamata.
Eh tak sampai dua pekan, cuma beberapa hari malah saya sudah dihubungi oleh petugasnya yang menyampaikan kacamata saya sudah selesai. Tentunya, saat menulis postingan ini saya sudah memakai kacamata dengan gagang dan lensa baru yang sesuai dengan ukuran minus dan silinder saat saya periksa bulan April lalu. Demikian sharing pengalaman saya terkait periksa mata dengan BPJS di Klinik Mata Orbita dan Klaim Kacamata di Optik Omega Makassar. Semoga bermanfaat.
Penampakan kacamata baru😅 |
Salam,
31 komentar untuk "Pengalaman Periksa Mata dengan BPJS di Klinik Mata Orbita dan Klaim Kacamata di Optik Omega Makassar"
Ini info penting bgt niiih, bisa di-share utk warga Makasar
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Semoga kacamata baru Mbak Siska bikin nyaman beraktvitas. Gagangnya cakep. Modis. :)
Saya juga ada rencana mau ganti kaca mata, mungkin kali ini mau coba memanfaatkan BPJS. Thanks for sharing mbak ^^
Suamiku biasanya nge-claim kacamata ke kantor, nanti cobain ah ambil jatah di kacamata di BPJS jugak ehe ehe.
Karena sudah lolita (lolos lima puluh tahun), mataku itu alami minus, plus dan silinder juga, bahahaha. Diborong semua.
Di Balikpapan, juga ada RS khusus mata yang bekerjasama dengan BPJS.
Saya sendiri sekarang kesal karena kontrol pasca lahiran ga boleh
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.