Lebaran, Haruskan Pakai Baju Baru?
gambar : pia.com |
Lebaran, Haruskan Pakai Baju Baru? Selain identik dengan mudik, lebaran juga identik dengan baju baru. Ya, bukan pemandangan aneh lagi bila jelang lebaran seperti ini mall-mall dan pusat perbelanjaan semakin ramai, penuh dengan para pengunjung yang hendak membeli baju baru. E-commerce pun tak kalah ramai, diserbu dengan para konsumen yang hendak membeli baju baru secara offline.
Well, apakah lebaran harus selalu dengan baju baru? Biarlah lirik lagu yang pernah dibawakan Dea Ananda semasa kecil ini yang menjawabnya.
"Baju baru alhamdulillaah
Tuk dipakai di Hari Raya
Tak adapun tak apa-apa
Masih ada baju yang lama"
Ya, jawabannya tentu saja tidak. Tak punya baru pun tak masalah. Meski demikian saya pernah beranggapan bahwa baju baru di hari lebaran itu wajib. Mungkin karena baju baru sudah menjadi tradisi di keluarga saya sehingga saya beranggapan seperti itu. Sejak kecil mama dan papa selalu menghadiahkan putri-putrinya baju baru untuk dipake di hari raya. Sampai sekarang pun tradisi tersebut masih berlanjut, meski saya dan kak Vhie sudah nggak kebagian lagi melainkan dialihkan ke anak-anak kami. Jadi sekarang tinggal Aya, si Bungsu Auliya dan cucu-cucu saja yang dapet jatah THR buat beli baju. Ya nggak apalah emaknya nggak kebagian, yang penting ada jatah pembeli baju baru untuk si Kecil, haha itu saja sudah bikin emaknya hepi banget, hehe.
Actually, pertama kali saya nggak dapet jateh THR buat beli baju baru dari mama dan papa adalah saat saya sudah bekerja dan punya penghasilan sendiri. Waktu itu tahun 2015, di tahun itu pula pertama kali saya bisa beli baju lebaran sendiri. Begitupun dengan baju lebaran tahun selanjutnya.
Nah, baru di Lebaran tahun 2017-lah , saat sudah menyandang status sebagai seorang istri, untuk pertama kalinya saya tidak beli baju baru. Tahun 2018 pun saya masih pake baju lebaran yang lama, hanya suami saja yang beli baju koko baru dengan warna yang serupa dengan warna baju lebaran saya yang lama itu. Artinya saya terakhir beli baju lebaran tahun 2016.
Actually, pertama kali saya nggak dapet jateh THR buat beli baju baru dari mama dan papa adalah saat saya sudah bekerja dan punya penghasilan sendiri. Waktu itu tahun 2015, di tahun itu pula pertama kali saya bisa beli baju lebaran sendiri. Begitupun dengan baju lebaran tahun selanjutnya.
Nah, baru di Lebaran tahun 2017-lah , saat sudah menyandang status sebagai seorang istri, untuk pertama kalinya saya tidak beli baju baru. Tahun 2018 pun saya masih pake baju lebaran yang lama, hanya suami saja yang beli baju koko baru dengan warna yang serupa dengan warna baju lebaran saya yang lama itu. Artinya saya terakhir beli baju lebaran tahun 2016.
Lha kenapa setelah menikah, saya bisa sampai tidak pakai baju baru seperti lebaran-lebaran sebelumnya? Apa karena suami tidak mau membelikan istrinya ini baju baru? Oh tidak. Justru saya yang tidak ingin dibelikan dan sama sekali tidak ada minat buat beli baju baru karena baju yang saya beli sebelum nikah masih ada dan jarang dipake, bahkan ada belum pernah saya pake sama sekali.
Saat itu pemahaman saya terhadap baju baru di hari lebaran sudah berubah. Kini, bagi saya baju baru di hari lebaran itu tidak wajib. Benar, seperti cuplikan lirik lagu yang dinyanyikan Dea, Tak ada pun tak apa-apa. Masih ada baju yang lama.
Alhamdulillaah yang penting kita tetap bersyukur ya. Mau pake baju atau tidak, tetap kudu Alhamdulillaah.
So far, meskipun baju baru bukanlah suatu keharusan di hari lebaran namun tidak ada larangan juga bagi kita untuk memakai baju baru saat lebaran. Justru dalam hadits ada sebuah anjuran untuk memakai pakaian yang paling bagus saat hari raya. Dalil tersebut adalah hadits riwayat Al Bukhori pada bab Hari raya dan berhias di dalamnya:
“Sungguh Abdullah bin Umar, ia berkata : “Umar mengambil sebuah jubah sutra yang dijual dipasar, ia mengambilnya dan membawanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam dan berkata : “Wahai Rasulullah, beliah jubah ini serta berhiaslah dengan jubah ini di hari raya dan penyambutan. Rasulullah berkata kepada Umar : “sesungguhnya jubah ini adalah pakaian orang yang tidak mendapat bagian ”. (HR. Al Bukhari).
“Sungguh Abdullah bin Umar, ia berkata : “Umar mengambil sebuah jubah sutra yang dijual dipasar, ia mengambilnya dan membawanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam dan berkata : “Wahai Rasulullah, beliah jubah ini serta berhiaslah dengan jubah ini di hari raya dan penyambutan. Rasulullah berkata kepada Umar : “sesungguhnya jubah ini adalah pakaian orang yang tidak mendapat bagian ”. (HR. Al Bukhari).
Bilapun tidak ada baju baru kita bisa menggunakan baju yang lama tapi pastikan baju lama yang kita adalah baju yang paling bagus. Tak perlu bersedih juga bagi kamu yang belum bisa beli baju di lebaran kali ini. Karena sungguh hakikat hari raya bukanlah baju baju, melainkan seperti apa yang pernah disampaikan Ali bin Abi Thalib. Semoga untaian kata-kata beliau yang nan menyejukkan di bawah ini bisa jadi renungan bagi kita dalam menyambut hari raya.
gambar : instagram |
Amirul Mukminin Ali ibn Abi Thalib as di hari raya memakai pakaian yang sederhana dan makanan yang sederhana. Ketika itu sahabat melihat beliau dalam keadaan tersebut mereka bersedih dan berkata,
Wahai Amirul Mukminin bukanlah hari ini hari raya?”
Beliau menjawab, “Ya benar, sekarang adalah hari raya dan setiap hari dimana ketaatanku bertambah bagiku adalah hari raya,”seraya mengucapkan;
ﻟﻴﺲ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻟﻤﻦ ﻟﺒﺲ ﺍﻟﺠﺪﻳﺪ، ﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻟﻤﻦ ﻃﺎﻋﺘﻪ ﺗﺰﻳﺪ
Hari raya bukanlah bagi orang yang memakai pakaian baru, bukan tetapi hari raya bagi yang bertambah ketaatannya
ﻭﻟﻴﺲ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻟﻤﻦ ﺗﺠﻤﻞ ﺑﺎﻟﻤﻠﺒﻮﺱ ﻭﺍﻟﻤﺮﻛﻮﺏ، ﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻌﻴﺪ
ﻟﻤﻦ ﻏﻔﺮﺕ ﻟﻪ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ..
Wahai Amirul Mukminin bukanlah hari ini hari raya?”
Beliau menjawab, “Ya benar, sekarang adalah hari raya dan setiap hari dimana ketaatanku bertambah bagiku adalah hari raya,”seraya mengucapkan;
ﻟﻴﺲ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻟﻤﻦ ﻟﺒﺲ ﺍﻟﺠﺪﻳﺪ، ﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻟﻤﻦ ﻃﺎﻋﺘﻪ ﺗﺰﻳﺪ
Hari raya bukanlah bagi orang yang memakai pakaian baru, bukan tetapi hari raya bagi yang bertambah ketaatannya
ﻭﻟﻴﺲ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻟﻤﻦ ﺗﺠﻤﻞ ﺑﺎﻟﻤﻠﺒﻮﺱ ﻭﺍﻟﻤﺮﻛﻮﺏ، ﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻌﻴﺪ
ﻟﻤﻦ ﻏﻔﺮﺕ ﻟﻪ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ..
Hari raya bukanlah bagi orang yang memperindah dirinya dengan pakaian dan kendaraan, akan tetapi hari raya bagi orang yang dosa-dosanya mendapatkan ampunan
ﻭﻟﻴﺲ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻟﻤﻦ ﺃﻛﻞ ﺍﻟﻄﻴﺒﺎﺕ ﻭﺗﻤﺘﻊ ﺑﺎﻟﺸﻬﻮﺍﺕ ﻭﺍﻟﻤﻠﺬﺍﺕ، ﻟﻜﻦ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻟﻤﻥ ﻗﺒﻠﺖ
ﺗﻮﺑﺘﻪ ﻭﺑﺪﻟﺖ ﺳﻴﺌﺎﺗﻪ ﺣﺴﻨﺎﺕ ..
Bukanlah hari raya bagi orang menyantap makanan yang lezat, bersenang-senang dengan syahwat dan yang lezat-lezat. Akan tetapi bagi orang yang diterima taubatnya dan kejelekannya diganti dengan kebaikan.
FYI, baru lebaran kali ini yang merupakan lebaran ketiga saya bersama suami sekaligus merupakan lebaran pertama dengan si Kecil, kami pake baju baru lebaran couple yang dijahit sama aunty Nia (adik suami). Nah, kalau kamu di lebaran kali ini pilih pake baju baru atau pake baju lama yang masih tampak bagus?
Salam,
@siskadwyta
Posting Komentar untuk "Lebaran, Haruskan Pakai Baju Baru?"
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.