Menikah Tanpa Cinta, Yay or Nay?
Pexels.com |
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Menikah tanpa cinta, yay or nay? Hayoo kamu masuk tim yang mana. Nay ya? Kalau iya berarti kita satu tim dong, hehe. Yap! Siapa sih yang mau menikah dengan orang yang tidak dicintai sama sekali? Itu sama saja buang diri ke laut, guys. Lagipula sekarang ini sudah bukan zamannya Siti Nurbaya dimana setiap perempuan dipaksa harus menikah dengan jodoh pilihan orang tuanya.
Eh tapi itu pemikiran saya bertahun-tahun lalu sih, sebelum melepas masa lajang persisnya. Iya, dulu itu saya sempat menganggap menikah itu harus karena cinta, kalau nggak cinta ya ngapain nikah. So, saking fanatiknya, saya sampai ngotot dan berandai-andai kelak saya akan menikah dengan lelaki yang saya cintai. Titik tidak pake koma. Sekalipun lelaki itu tidak cinta? Iyap. Tuh, ngotot banget, kan?
Baca juga Menikah : Cinta Pilihan Pertama
Saya nggak bisa bayangin saja sih bila hidup seatap bersama dengan lelaki yang tidak saya cintai sama sekali. Mungkin hidup saya nggak bakal bahagia kali ya *begini nih efek doyan nonton drama cinta-cintaan, wkwk. Namun seiring waktu berlalu saya mulai berpikir realistis. Lagipula mana ada lelaki yang mau mempersunting wanita yang tidak ia cintai? Saling mencintai saja belum tentu bersama apalagi cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Baiklah, saya memutuskan untuk mengubah haluan. Tidak lagi ngotot ingin menikah hanya dengan orang yang saya cintai, tapi in syaa Allah saya siap menerima pinangan lelaki yang mencintai saya tentunya dengan S&K berlaku. Oya, di sini saya mulai paham bahwa menikah itu bukan hanya tentang cinta melainkan juga penerimaan. Sederhananya seperti ini, kita belum tentu menikah dengan orang yang kita cintai tetapi orang yang menikahi kita adalah orang yang harus kita cintai. At least, saya bisa mengendalikan dan mengkodisikan hati sendiri tapi tidak dengan hati orang lain.
"Karena berusaha untuk mencintai orang lain, selalu lebih mudah daripada membuat orang lain mencintai kita. Cinta itu adanya di hati. Hati yang merasakannya. Dan kita hanya bisa mengendalikan dan mengkondisikan hatinya kita, bukan hatinya orang lain. Seberapa besarpun usaha kita untuk membuat orang lain mencintai kita, pada akhirnya yang memutuskan apakah dia mencintai kita atau bukan ya dia, bukan kita. Hatinya yang merasakan, bukan hatinya kita"
Baca juga Menikah Cinta Pilihan Kedua
Seperti kutipan Nazrul Anwar dalam buku GENAP nya itu. Yah, kita hanya bisa mengendalikan dan mengkondisikan hati sendiri, bukan hati orang lain. That's why membuat orang lain jatuh cinta pada kita memang tidak semudah lirik pertama lagu Risalah Hatinya Dewa 19.
Eh tapi lagi-lagi saya merasa ada kekeliruan dengan pilihan kedua saya itu. Lebih tepatnya saya merasa terusik dengan fenomena pernikahan dan cinta yang kerap terjadi. Pasti sering juga kamu dapati, pasangan yang menjalin cinta tak halal bertahun-tahun lamanya namun di pelaminan malah bersanding dengan orang lain. Atau ada pula pasangan yang mulanya membangun mahligai rumah tangga atas dasar cinta namun entah karena alasan apa mereka akhirnya memutuskan untuk berpisah.
Sebaliknya, kok ada yah pasangan yang menikah tanpa cinta (maksud saya menikah tanpa diawali cinta) tapi rumah tangganya bisa awet dan langgeng. Bahkan mereka bisa bahagia menjalani pernikahan yang tidak dimulakan dengan cinta. So, masih berpikir pernikahan yang dibangun tanpa cinta tidak akan bahagia?
"Bahkan tanpa diawali cinta seseorang tetap akan menikah dengan jodoh yang ditakdirkan Tuhan untuknya. Dan dia akan bahagia selama ia menghendakinya. Karena bahagia itu, diri sendiri yang cipta"
Baca juga Menikah Cinta Pilihan Terakhir
Alur Menjemput Cinta |
Pada akhirnya saya memutuskan dan mendamba akan menikah seperti alur di atas. Yup. Bukan karena cinta saya akan menikah melainkan karena menikahlah saya akan mencinta *tsaah. Lagipula setelah saya pikir-pikir, ternyata kerdil sekali ya kalau alasan kita menikah hanya karena cinta. Mengutamakan cinta yang fana. Padahal menjalin hubungan pernikahan tidak cukup dengan modal cinta semata. Sebab hakikatnya pernikahan adalah IBADAH.
Kalau kata ust. Khalid Basalamah;
"Rumah tanggamu Ibadahmu. Maka ikhlaskan niatmu menikah (berumah tangga) KARENA ALLAH. Menikah itu jangan karena disuruh orang tua. Jangan menikah karena terdesak. Jangan menikah hanya karena SUKA. Jangan menikah karena semua teman-teman sudah menikah, tinggal kita sendiri"
FYI, saya mantap mengambil keputusan tersebut kala masih galau-galaunya dengan jodoh yang tak kunjung nampak, hehe. I mean, saya belum punya calon sama sekali waktu itu, tanda-tanda jodoh saya bakal segera datang pun nehi. But, saya yakin saja sih ketika saya hadirkan niat dan memutuskan akan menikah lewat alur menjemput cinta (baca ; jodoh), Allah pasti penuhi.
Baca juga Menuju Halal; Ikhtiar Menjemput Jodoh
Qadarullaah, nyaris sebulan setelah memosting tulisan yang menyatakan kebulatan tekad saya setelah tiga kali berganti keputusan, Allah hadirkan seseorang yang melalui perantara sepasang suami istri (teman kuliah kami masing-masing) menyatakan niat baiknya untuk berta'aruf denganku.
Oya, saya sempat galau bin dilema ketika hendak memutuskan menerima tawaran baik tersebut atau tidak. Gimana nggak galau coba, barusan kali itu ada laki-laki yang boro-boro ada rasa, kenal pun sebatas nama doang tapi tiba-tiba datang langsung ngajakin ta'aruf which is tujuannya adalah untuk berumah tangga sama saya.
Bersyukur, sebelum memutuskan menerima tawaran tersebut, Allah sudah lebih dulu pahamkan saya bahwa menikah tidak hanya tentang cinta dan cinta bukan segala-galanya dalam pernikahan. Melalui nasihat indah dari Ustadz Salim A Fillah, Allah jua buka mata saya, bahwa tujuan kita menikah bukan untuk bahagia. Kita menikah untuk beribadah kepada Allah. Pernikahan itu menjadi bagian dari misi ibadah kepada Allah. Maka, di dalam pernikahan itu, supaya kita mampu melaksanakan visi kepada Allah, yang kita cari adalah keberkahannya.
Alhamdulillaah proses kami menuju halal dilancarkan. Persis seperti alur menjemput cinta yang saya damba. Pertengahan Januari kami mulai menjalani ta'aruf. Dilanjutkan dengan musyawarah dan istikharah di bulan Februari. Khitbah berlangung di malam tanggal 12 Maret via telpon. And finally, tanggal 15 April 2017 untuk pertama kalinya lelaki itu menyatakan cintanya bukan lewat surat, chattingan atau omongan manis di bibir belaka pun janji-janji palsu melainkan di hadapan penghulu, orang tuaku dan dikelilingi oleh para tetamu. Disaksikan pula oleh Allah dan para malaikat-Nya.
"Saya terima nikahnya Siska Dian Wahyunita binti Ali Jami dengan mas kawin . . . dibayar tunai karena Allah"
Sejak saat itulah bibit cinta mulai tumbuh di hati ini. Saya menerima cinta lelaki itu dan (akan) mencintainya karena Allah *eaa. Tahu kan pepatah jawa Witing Trisno Jalaran Soko Kulino yang dalam bahasa Indonesia artinya cinta (akan) tumbuh karena terbiasa. Saya percaya dengan pepatah itu dan benar demikian adanya (yang penting sedari awal hati kita bisa menerima, tapi kalau dari awal hati kita sudah menolak ya sussaah jadinya).
Nah, buat kamu khususnya yang masih singlelillaah, menikah tidak melulu tentang cinta jadi jangan ragu untuk menikah meski tanpa (diawali) cinta atau meski bukan dengan orang yang kamu cintai. Karena sebenarnya dan seharusnya yang menjadi pertimbangan utama ketika memutuskan menikah adalah AGAMA. Toh, lihat sendiri kan banyak rumah tangga yang mudah retak karena pondasinya hanya karena cinta semata. Tapi coba kalau pernikahan itu dibangun dengan pondasi agama. Bertahannya bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. In syaa Allah, sehidup sesurga.
Sekian dulu cerita romantis dari saya *eh ini ceritanya romantis nggak sih atau jangan-jangan cuma bikin pembaca baper, hehe.
Salam,
@siskadwyta
66 komentar untuk "Menikah Tanpa Cinta, Yay or Nay?"
Yang lebih cocok itu, menikah tanpa pacaran (sebagaimana umumnya). Cinta bisa ditumbuhkan kapan saja, dan bahkan saat sblm ijab kabul, seperti tulisanta di atas "menikah untuk mencinta"...kereen..hehehe
Masih ada hal yang lebih penting.
Tapi bagaimana pun jalannya seseorang menuju pernikahan. itu memang sudah pilihan masing masing.
saya kalau baca paragraf pertama, saya juga masih ada di tim yang "Nay". Dan menurut saya tidak ada yang salah dan benar, hanya saja... pilihan masing masing
Selamat mba siska ^^
Semoga keluarganya Sakinah Mawaddah Warrahmah
hahah jadi baper baca artikel ini..
Please jangan baper, wkwk.
peluk dari jauh
Aamiin.
Peluk juga dari jauh mbak.
Cinta yang dijadikan pondasi rumah tangga belum tentu kokoh. Yang harus kita ingat benar bahwa menikah karena ibadah berarti menika karena Allah yang melihat bagaimana kita. Kita ingin keberkahan hidup dan keselamatan dunia akhirat, maka jalan menikah adaalh yang terbaik.
Saya setuju dengan pendapat Mbak Dian dengan tulisan di atas. Cinta bukan segalanya, akan tumbuh secara perlahan. Cintailah yang telah bertanggung jawab terhadap hidupmu karena ia adalah QOWWAM utama bagi keluarganya.
Btw saya suka banget dengan kata-kata ini ; "Cintailah yang telah bertanggung jawab terhadap hidupmu karena ia adalah QOWWAM utama bagi keluarganya"
Makanya saya kagum sekali sama mereka yang bisa memulai rumah tangga tanpa cinta namum bisa bertahan selama mungkin apalagi selama-lamanya.
Hormat saya untuk Siska dan keluarga. Semoga bahagia selamanya. Amin.
Tapi menurut saya, jika memang sudah jodoh. Harusnya ada kekuatan cinta yang sama2 diantara mereka berdua tautkan bersama. Harusnya sebelum menikah, ada cinta yang tertuai. Kalo menurut saya.
Tapi sampai sekarang saya juga masih bingung sih, bagaimana menakar sebuah cinta itu. Kata temanku kalo mau menakar ya dari "keikhlasan". Kalau begitu berarti, jika kita menerima jodoh kita dan menikahinya, itu adalah salah satu bentuk kecintaan kita kepdanya.
Berarti harusnya cinta dulu sebelum menikah.
Setelah menikah saya baru sadar, ternyata cinta atau enggak, setelah menikah kudu terus diperjuangankan.
Jadi saya Yay aja, kalau udah jodoh ikut aja deh apa kata Allah :D
Karena insha Allah jatuh cinta setelah menikah jauh lebih berkah :)
Faktor utama yang mendasari kelanggengan hubungan menurut saya adalah kepercayaan, penerimaan. Mau menerima pasangan kita apa adanya, meskipun ada banyak kekurangan dia yang kita rasakan. Penerimaan, kepercayaan dan harapan untuk bahagia bersama itulah yang dinamakan cinta.
NASI yang dimasak oleh ISTRI yang ketika AWALNYA belum diCINTAI.
Salam kenal dan semoga langgeng till Jannah dengan pasangannya ya mba :)
Mungkin suatu saat bakal dikasih waktu yang tepat buat ketemu jodoh.
awalnya aku ketemu mas suami sekali doang
dua minggu taaruf kemudian menikah hwhwhw
dan cintanya dibangun setelah pernikahan
Karena saya pribadi kurang nyaman kalau berdekatan dengan orang yang belum kenal sama sekali
Ndilalah si Allah kasi jodohnya temen SMP, at least bukan seseorang yang 'asing' gitu hehe
Ada teman saya yang taaruf tapi sebentar sudah berpisah
Tapi banyak juga yang alhamdulillah masih bersama
Meski taaruf memang tetap harus menguatkan niat menikah karena Allah ya
Kata Pak Ustadz, carikan saja jodoh anak dari lingkungan kita, yang kita kenal ortunya dan tau anak2nya dari kecil hihihi
Tapi cinta itu haruslah diartikan lebih luas, bukan sekedar rasa “suka” saja.
Jadi, pertanyaan yang tepat mungkin : Menikah tanpa rasa suka, yay or nay?
tapi klo dari cerita Mbak, kayaknya Mbak setuju menikah tanpa harus ada rasa cinta itu sendiri? Yang penting dan utama menikah karena landasan AGAMA, bahwa semuanya kita kembalikan ke Allah sebagai Sang Pemilik segalanya, termasuk hati manusia *upsss, CMIIW :)
Kami kenal sejak sma
Tapi cinta aj tentu gak cukup
Harus dirawat
Dan yg pasti harus sama2 cinta sm Allah
Rasa cinta memang akan mengalir seiring berjalannya waktu. Karena kita mulai terbiasa melakukan banyak hal dengannya, mulai mengenal segala hal tentang dia.
Cerita mbak, jadi biki flashback masa lalu. Saya betul2 merasakan yg dulu mbak rasa.
Mungkin karna saking desperatenya pingin nikah. Sampai akhirnya sadar bahwa jodoh itu bukan hanya tentang ikhtiar, tapi takdir yang sudah Allah tentukan untuk saya.
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.