Sejarah itu Abadi, Unik dan Penting
Mengapa bisa dikatakan sejarah itu abadi, unik dan penting? Hayoo ada yang tahu apa jawabannya? Baiklah, langsung saja yuk simak ulasan berikut.
sumber gambar : harapanrakyat.com |
Saban kali setiap ketemu mata pelajaran sejarah, kondisi yang saya alami cuma dua. Tangan yang pegel, kebanyakan menulis materi yang didiktekan oleh guru yang banyaknya minta ampun atau bila materinya disalin oleh sekretaris kelas di papan tulis, untuk satu papan tulis itu nggak cukup bo' dan mata saya yang kerap sayup-sayup, mendengar sang guru history nyerocos panjang lebar mengenai materi yang kedengarannya macam lalat berdengung, nggak ada yang nyangkut di otak.
Selain membosankan, saya juga punya 'sejarah kelam' saat mempelajari sejarah yang kejadiannya walau telah lama berlalu tetap membekas dalam ingatan, sampai-sampai saya mengabadikannya di kamar kenangan ini.
Bila sejarah itu kelam untuk apa dikenang? Pernah nggak terbersit pertanyaan demikian. Aih, bahkan negeri ini pun punya sejarah kelam, tiga setengah abad dijajah oleh penjajah asing, mulai dari Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda hingga Jepang. Semuanya diabadikan dalam buku-buku sejarah sedetail-detailnya, menjadi pelajaran yang wajib diketahui anak bangsa. Mulai dari kronologis kedatangan mereka yang mulanya sekadar ingin membeli rempah-rempah namun kemudian berambisi menguasai, tertindaslah Indonesia di negerinya sendiri lalu muncul tokoh-tokoh nasional dengan pergerakan-pergerakannya (Budi Utomo, Serikat Islam, Indische Partij, dll) hingga akhirnya dengan semangat persatuan Indonesia berhasil memeluk kemerdekaannya yang diakui oleh dunia namun belum genap seperempat abad bebas dari tangan penjajah, Indonesia masih harus berhadapan dengan pemberontakan rakyat yang tergabung dalam PKI dan terjadilah peristiwa berdarah G30S/PKI.
Bahkan baru-baru ini film yang menyangkut sejarah kelam Indonesia berjudul Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI dan pernah menjadi tontonan wajib di tiap tanggal 30 September pada masa orde baru namun dihentikan setelah memasuki masa reformasi diputar kembali, dijadikan sebagai agenda nobar di seluruh penjuru Indonesia. Meski pemutaran film G30S/PKI sempat menjadi polemik, ada yang pro ada yang kontra, entah dengan alasan apa eh kita skip saja soal itu karena saya juga nggak sempat ikut nobar film tersebut yang ditayangkan di satu tempat dan ditonton rame-rame pun tak ingat apakah saya pernah menontonnya waktu jaman Soeharto atau nggak (mungkin pernah kali yee, hehehe). Intinya, sejarah kelam memang patut dikenang.
For what?
Baca juga Sejarah KelamkuRight, sejarah sekelam apa pun pasti ada hikmah di baliknya. Kita memang hidup hanya hari ini. Namun kita juga punya masa lalu dan masa depan. Masa lalu yang telah dijalani dan masa depan yang belum tersibak.
Di masa lalu kita mungkin pernah melakukan kesalahan karena kealphaan dan ketidaktahuan namun tentu kita berharap kesalahan yang sama tidak akan terulang di masa depan.
Lagipula siapa yang ingin terperosok di lubang yang sama. Karena itu masa lalu penting untuk kita tengok sekali-kali. Ibaratnya seperti kaca spion pada kendaraan. Bila tak ditengok barangkali kita akan menemui celaka di depan sana. Sebabnya, jangan biarkan masa lalu berlalu begitu saja. Ambil yang bisa dipetik. Buang yang tak penting.
Ingat! Guru yang terbaik adalah pengalaman sedang pengalaman adalah tentang masa lalu, dan peristiwa yang terjadi di masa lalu itulah yang disebut sejarah.
Sayangnya, selama belajar sejarah di sekolah saya tidak pernah menemukan guru yang benar-benar mengajarkan sejarah pada muridnya untuk dipahami bukan sekadar dihapal. Guru-guru itu hanya bilang belajar sejarah itu penting tanpa menunjukkan apa pentingnya mempelajari sesuatu yang telah berlalu. Alhasil, sejauh mempelajari pelajaran tentang masa lalu di bangku sekolah, saya tidak menemukan satu pun materi yang bisa saya petik sebagai pelajaransekolah dalam kehidupan. Saya hanya mempelajarinya di sekolah, selepas itu banyak yang terlupakan dan hanya mengingat sebagian kecil dari sejarah yang pernah saya pelajari.
Yup, gara-gara baca buku itu saya jadi 'ngeh', baru sadar akan pentingnya mempelajari sejarah. Sejarah tidak semestinya menjadi pelajaran yang membosankan, sebaliknya menjadi pelajaran yang menyenangkan semenyengankan belajar matematika, hehe. Toh, dibandingkan matematika, sejarah lebih mudah dipelajari. Tinggal dihapal, apa susahnya? Ups.
Eits, tapi nggak semua masa lalu kita termasuk sejarah lho. Ada tiga ciri umum peristiwa di masa lalu yang digolongkan sebagai sejarah, dan ketiganya bakal saya bahas secara singkat di postingan perdana saya mengikuti #ODOP BLOGGER MUSLIMAH edisi OKTOBER 2017
Ingat! Guru yang terbaik adalah pengalaman sedang pengalaman adalah tentang masa lalu, dan peristiwa yang terjadi di masa lalu itulah yang disebut sejarah.
Sayangnya, selama belajar sejarah di sekolah saya tidak pernah menemukan guru yang benar-benar mengajarkan sejarah pada muridnya untuk dipahami bukan sekadar dihapal. Guru-guru itu hanya bilang belajar sejarah itu penting tanpa menunjukkan apa pentingnya mempelajari sesuatu yang telah berlalu. Alhasil, sejauh mempelajari pelajaran tentang masa lalu di bangku sekolah, saya tidak menemukan satu pun materi yang bisa saya petik sebagai pelajaran
Why?
Baca juga buku ringan yang bikin mindset saya tentang sejarah berubahYup, gara-gara baca buku itu saya jadi 'ngeh', baru sadar akan pentingnya mempelajari sejarah. Sejarah tidak semestinya menjadi pelajaran yang membosankan, sebaliknya menjadi pelajaran yang menyenangkan semenyengankan belajar matematika, hehe. Toh, dibandingkan matematika, sejarah lebih mudah dipelajari. Tinggal dihapal, apa susahnya? Ups.
Eits, tapi nggak semua masa lalu kita termasuk sejarah lho. Ada tiga ciri umum peristiwa di masa lalu yang digolongkan sebagai sejarah, dan ketiganya bakal saya bahas secara singkat di postingan perdana saya mengikuti #ODOP BLOGGER MUSLIMAH edisi OKTOBER 2017
Sejarah sebagai peristiwa abadi
Kalau masih ingat dengan materi sejarah saat masih duduk di bangku sekolah, pasti tahu dalam sejarah kehidupan dibagi atas dua zaman. Zaman pra aksara disebut juga zaman pra sejarah, yakni zaman dimana manusia belum mengenal tulisan. Manusia yang hidup di zaman ini disebut manusia purba.Syukur saja kita hidup di zaman dimana tulisan bukan cuma dikenal tapi sudah menjadi aktivitas sehari-hari sehingga tidak tergolong manusia purba, hihi. Nah, zaman dimana manusia telah mengenal tulisan itulah yang disebut zaman aksara atau zaman sejarah. Istilah sejarah sendiri baru dikhususkan ketika manusia telah mengenal tulisan.
Betapa banyak kejadian di masa lampau yang barangkali tidak abadi sampai detik ini, hilang ditelan masa bila tak secuil pun jejak ditinggalkan.
Betapa banyak kejadian di masa lampau yang barangkali tidak abadi sampai detik ini, hilang ditelan masa bila tak secuil pun jejak ditinggalkan.
Saya ambil contoh peristiwa kelahiran nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wassalam yang bertepatan ketika Abrahah dan tentara-tentara bergajahnya hendak menyerang ka'bah namun diserang pula dengan burung-burung kecil yang tiba-tiba muncul dari langit berbondong-bondong melemparkan batu-batu yang membara hingga hancurlah Abrahah dan pasukannya. Peristiwa kelahiran nabi kemudian disebut sebagai tahun gajah.
Peristiwa tersebut terjadi kurang lebih empat belas abad silam. Kita belum lahir saat itu, kita tidak ikut menyaksikan saat mereka tewas menggeliatkan bagai daun-daun yang habis dimakan ulat, tapi kita tahu jelas kronologis kisahnya. Kok bisa?
Buka Al-Qur'an surah ke 115, Allah ta'ala mengabadikannya di sana. Selain kisah tersebut ada pula kisah ashabul kahfi tentang tujuh pemuda yang terlelap dalam gua selama 309 tahun, kisah nabi Musa as saat menghadapi fir'aun, kisah nabi Yusuf as yang dibuang oleh saudara-saudaranya ke sumur, kisah Lukman saat mewasiatkan pesan amat nan berharga kepada anaknya dan masih banyak lagi 'sejarah' yang tertuang abadi dalam ayat-ayat suci Al-Qur'an yang telah dikitabkan.
Belum ditambah dengan peristiwa-peristiwa lain baik peristiwa nasional maupun peristiwa mendunia yang semuanya abadi selama dituliskan.
Buka Al-Qur'an surah ke 115, Allah ta'ala mengabadikannya di sana. Selain kisah tersebut ada pula kisah ashabul kahfi tentang tujuh pemuda yang terlelap dalam gua selama 309 tahun, kisah nabi Musa as saat menghadapi fir'aun, kisah nabi Yusuf as yang dibuang oleh saudara-saudaranya ke sumur, kisah Lukman saat mewasiatkan pesan amat nan berharga kepada anaknya dan masih banyak lagi 'sejarah' yang tertuang abadi dalam ayat-ayat suci Al-Qur'an yang telah dikitabkan.
Belum ditambah dengan peristiwa-peristiwa lain baik peristiwa nasional maupun peristiwa mendunia yang semuanya abadi selama dituliskan.
Seperti kata Pramoedya, menulis adalah bekerja untuk keabadian, jadi semua peristiwa yang dituliskan adalah abadi meski telah berlalu berabad-abad lamanya. Peristiwa yang terjadi dalam hidup kita pun akan menjadi sejarah bila kita mengabadikannya lewat tulisan.
Maka beruntunglah para blogger yang senantiasa mengabadikan hidupnya dengan menulis di blog. Sebab merekalah orang-orang yang menggoreskan sejarah, minimal sejarah untuk dirinya, keluarganya dan anak cucunya kelak. Iya nggak?
Baca juga Lama Hiatus, Ini Alasan Saya Kembali Ngeblog
Saya ambil contoh peristiwa yang berkenaan dengan Islam. Tahun baru Hijriyah (1 Muharram), hari Kelahiran Rasul (21 rabiul awwal), Isra' Mi'raj (27 rajab), Idul Fitri (1 syawal), Idul Adha (10 Dzulhijjah), atau peristiwa yang menyangkut sejarah nasional; Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus), Hari Pancasila (1 Juni), hari Kebangkitan Nasional (20 Mei), Hari Kartini (21 April), Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober), dll
Semua itu adalah peristiwa unik yang hanya terjadi sekali yang kemudian oleh sebab pentingnya peristiwa-peristiwa yang terjadi di hari-hari tersebut, diperingatilah tiap tahunnya, bahkan dalam Islam peristiwa unik tersebut hukumnya ada yang wajib (puasa bulan Ramadhan), ada yang sunnah (shalat Eid di hari raya) ada pula yang bid'ah bila diperingati (peringatan-peringatan yang tidak ada tuntunannya oleh Rasul).
For me, peristiwa yang termasuk unik dalam kehidupan saya adalah seperti hari lahir. Walau dulunya nggak pernah merayakan yang namanya ulang tahun dengan lilin dan kue, cuma memperingati saja tapi semenjak menikah dan dipahamkan oleh suami peringatan semacam itu tetap nggak ada dalam dien kita, bahkan meski sebatas mengucapkan sanah hilwah atau baarakallaahu fii umrik.
Baca juga Lama Hiatus, Ini Alasan Saya Kembali Ngeblog
Sejarah merupakan peristiwa unik
Unik, sebab peristiwa yang dimaksud hanya terjadi sekali dan tak terulang kemudian. Nggak usah jauh-jauh deh mikirnya. Lihat saja kelender, tanggal merah selain hari ahad.Saya ambil contoh peristiwa yang berkenaan dengan Islam. Tahun baru Hijriyah (1 Muharram), hari Kelahiran Rasul (21 rabiul awwal), Isra' Mi'raj (27 rajab), Idul Fitri (1 syawal), Idul Adha (10 Dzulhijjah), atau peristiwa yang menyangkut sejarah nasional; Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus), Hari Pancasila (1 Juni), hari Kebangkitan Nasional (20 Mei), Hari Kartini (21 April), Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober), dll
Semua itu adalah peristiwa unik yang hanya terjadi sekali yang kemudian oleh sebab pentingnya peristiwa-peristiwa yang terjadi di hari-hari tersebut, diperingatilah tiap tahunnya, bahkan dalam Islam peristiwa unik tersebut hukumnya ada yang wajib (puasa bulan Ramadhan), ada yang sunnah (shalat Eid di hari raya) ada pula yang bid'ah bila diperingati (peringatan-peringatan yang tidak ada tuntunannya oleh Rasul).
For me, peristiwa yang termasuk unik dalam kehidupan saya adalah seperti hari lahir. Walau dulunya nggak pernah merayakan yang namanya ulang tahun dengan lilin dan kue, cuma memperingati saja tapi semenjak menikah dan dipahamkan oleh suami peringatan semacam itu tetap nggak ada dalam dien kita, bahkan meski sebatas mengucapkan sanah hilwah atau baarakallaahu fii umrik.
Kalau mau didoakan atau diberi kado nggak mesti nunggu sekali dalam setahun, kan? Boleh kapan saja, kan? Justru seorang mukmin sepatutnya sering-sering mendoakan saudara sekeyakinannya. Tiap hari jauh lebih baik ketimbang sekali setahun. Begitu kata suami yang bikin saya mangut-mangut sambil dalam hati bergumam "benar juga", hehe
Selain hari lahir, peristiwa dihalalkan dalam biduk rumah tangga (15 April) juga peristiwa hamil, melahirkan dan membesarkan anak-anak bila saya diberi amanah kelak termasuk peristiwa unik yang pengen saya jadikan sebagai sejarah dalam hidup dengan mengabadikannya di kamar kenangan ini. In syaa Allah.
Idealnya memang demikian namun kehidupan ini tidak melulu diwarnai dengan warna-warni secerah pelangi, sebab kadang hidup kita juga dihiasi dengan warna kelam dan kelabu.
Selain hari lahir, peristiwa dihalalkan dalam biduk rumah tangga (15 April) juga peristiwa hamil, melahirkan dan membesarkan anak-anak bila saya diberi amanah kelak termasuk peristiwa unik yang pengen saya jadikan sebagai sejarah dalam hidup dengan mengabadikannya di kamar kenangan ini. In syaa Allah.
Sejarah merupakan peristiwa penting
Ya, hanya peristiwa-peristiwa pentinglah yang menjadi sejarah. Entah itu peristiwa manis yang membahagiakan atau peristiwa pahit yang menggetirkan. Kita selalu bisa memilih mengabadikan keduanya atau salah satu dari keduanya. Cukup yang membahagiakan saja. Tidak perlu hal-hal yang menyedihkan.Idealnya memang demikian namun kehidupan ini tidak melulu diwarnai dengan warna-warni secerah pelangi, sebab kadang hidup kita juga dihiasi dengan warna kelam dan kelabu.
Ibarat kehidupan Rasul Allah yang kelabu, sebab sejak lahir telah menjadi yatim, umur enam tahun menjadi piatu, delapan tahun ditinggal pula oleh sang kakek yang baru mengasuhnya selama dua tahun, ditambah masa-masa berat di awal kerasulan beliau, yang dicaci, dimaki, dihina dan dipojokkan bahkan oleh paman dan kerabatnya sendiri.
Selain itu beliau juga mengalami hidup yang penuh warna ketika Allah hadirkan istri yang setia seperti khadijah dan sahabat-sahabat yang senantiasa mendukung perjuangan Rasulullaah dalam menyebarkan agama Allah baik dalam keadaan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
Atau bila menengok kembali peristiwa kelam yang terjadi di negeri ini. Tigaratuslimapuluh tahun dijajah oleh bangsa asing itu bukan waktu yang singkat lho. Bisa dibayangkan bila melihat saudara-saudara seukhuwah kita yang sempat kita saksikan penderitaan yang mereka alami lewat layar kaca ditindas begitu keji, disiksa sangat kejam.
Atau bila menengok kembali peristiwa kelam yang terjadi di negeri ini. Tigaratuslimapuluh tahun dijajah oleh bangsa asing itu bukan waktu yang singkat lho. Bisa dibayangkan bila melihat saudara-saudara seukhuwah kita yang sempat kita saksikan penderitaan yang mereka alami lewat layar kaca ditindas begitu keji, disiksa sangat kejam.
Mereka yang ada di palestina, di Aleppo, di Rohingya. Sungguh memilukan hati. Barangkali para pendahulu kita yang hidup di jaman penjajahan pun hidup sama menderitanya dengan mereka. Berkorban harta, jiwa dan raga tanpa pamrih demi melihat anak cucunya hidup bebas di negeri sendiri.
Bersyukur, karena kita adalah generasi yang terlahir di bumi pertiwi ketika Indonesia telah merdeka, meski sampai detik ini pun kata merdeka itu masih menyisakan tanda tanya.
Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan. Cukupkah pesan Ir. Soekarno dalam pidatonya di tanggal 17 Agustus 1966 ini yang menyentil hati-hati kita sebagai generasi penerus bangsa?
Mengingat "agar tidak lupa" saja belum cukup, kan? Ingatan ini mudah sekali luput jadi kita selalu butuh "pena" dan "buku" agar sejarah itu tetap hidup dalam diri kita, sebagai hamba, sebagai ummat, sebagai generasi dan sebagai individu yang senantiasa berupaya menjadi manusia yang bisa memetik hikmah dari setiap peristiwa abadi, unik dan penting yang terjadi di masa lalu.
Sekian. Semangat menggelarkan sejarah :)
#ODOPOKT1
Bersyukur, karena kita adalah generasi yang terlahir di bumi pertiwi ketika Indonesia telah merdeka, meski sampai detik ini pun kata merdeka itu masih menyisakan tanda tanya.
Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan. Cukupkah pesan Ir. Soekarno dalam pidatonya di tanggal 17 Agustus 1966 ini yang menyentil hati-hati kita sebagai generasi penerus bangsa?
Jangan sekali-kali Melupakan Sejarah
Mengingat "agar tidak lupa" saja belum cukup, kan? Ingatan ini mudah sekali luput jadi kita selalu butuh "pena" dan "buku" agar sejarah itu tetap hidup dalam diri kita, sebagai hamba, sebagai ummat, sebagai generasi dan sebagai individu yang senantiasa berupaya menjadi manusia yang bisa memetik hikmah dari setiap peristiwa abadi, unik dan penting yang terjadi di masa lalu.
Sekian. Semangat menggelarkan sejarah :)
#ODOPOKT1
Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post Blogger Muslimah Indonesia
7 komentar untuk "Sejarah itu Abadi, Unik dan Penting"
Numpang curhat.. :P
Padahal belajar sejarah itu penting dan asyik.
Sejarah mungkin hampir sama kayak pengalaman, ya sejarah bisa kita jadikan sebagai guru, gue juga pernah posting tentang pengalaman sebagai guru terbaik, jangan lupa di cek ya hehe.
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.