Saya Hanya Ingin Bahagia
Credit |
Saya hanya
ingin bahagia. Itu saja. Ketika saya bahagia maka saya yakin segalanya akan
berwarna indah. Tidak perduli seberapa besar dan seberapa banyak
masalah/ujian/cobaan kian menerjang hidup saya, sungguh akan tetap terasa indah
asal saya bahagia. Kehadiran saya di tengah-tengah keluarga kecil yang
begitu mencintai saya, kasih nan tulus yang tercurahkan tanpa pamrih dari sosok
papa dan mama, serta tebaran aroma sayang yang begitu hangat antara
saya, kak Vhie, dik Aya dan si bungsu Auliya adalah jalinan harmonis, terikat
dalam kata saudara yang membuat saya bahagia karena saya hidup bersama
mereka. Begitupun dengan seorang sahabat yang care sama saya, tak
pernah alpa menegur saya kala khilaf, sering memasang telinga dan
bersedia menjadi pendengar setia saya saat mencurahkan hati serta teman-teman
yang senantiasa menghiasi hari-hari saya dengan gelak canda tawa
pun membuat saya bahagia karena mereka ada bersama saya. Iya saya
bahagia memiliki mereka.
Namun, karena
hidup ini fana, maka saya tahu suatu hari nanti Tuhan akan merampas apa yang
tidak pernah menjadi milik saya. Keluarga, saudara, sahabat, serta
teman-teman saya. Mereka adalah orang-orang yang membuat saya bahagia, yang
saya anggap adalah milik saya. Padahal bukan. Satu per satu dari mereka akan
pergi meninggalkan saya, kembali kepada pemilik-Nya, bahkan diri ini pun bukan
milik saya, lalu ketika mereka semua pergi, akankah saya bahagia?
Jawabannya TIDAK. Saya akhirnya menyadari kebahagiaan saya bersama mereka
adalah kebahagiaan semu. Bukan kebahagiaan seperti itu yang saya
inginkan.
Ramadhan kali
ini, mungkinkah menjadi akhir sebab tak ada yang menjamin saya masih bisa menatap
hari esok, tak ada yang bisa menerka akankah kesempatan datang lagi, kesempatan
menjumpai bulan penuh keberkahan Allah, di ramadhan berikutnya. Sungguh tak ada
yang tahu, boleh jadi ramadhan tahun ini adalah ramadhan terakhir saya,
ramadhan terakhir saya berpuasa, ramadhan terakhir saya bertarawih, ramadhan
terakhir saya melantunkan ayat-ayat Allah, dan ramadhan terakhir saya menguntai
amalan-amalan yang masih secuil. Astaghfirullah.
Ah, jika memang
ini adalah ramadhan terakhir saya, maka satu impian yang ingin sekali saya
wujudkan adalah saya hanya ingin bahagia. Selama ini saya terlalu sibuk mencari
kebahagiaan di luar sana, padahal saya ngerti bahwa sejatinya kebahagiaan itu
ada di sini, dalam hati saya. Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan ketika
hati saya damai bersama Sang pemilik-Nya. Bukankah hati ini adalah milik
Allah? Jika memang ini adalah ramadhan terakhir saya, Duh Rabbi sudilah
kiranya Engkau menyentil hati saya, harap dekap, rengkuh saya kembali menuju di
jalan-Mu.
Ramadhan kali
ini...
Jika memang ini
adalah ramadhan terakhir saya maka saya ingin dekat sama Allah lewat
sujud-sujud panjang memanjatkan doa untuk kedua orang tua saya dan berharap
ampunan-Nya, saya ingin air mata saya jatuh menetes karena ketakutan akan
siksa-Nya yang begitu pedih dan merasakan betapa kasih-Nya Allah, saya
ingin selalu bangun di sepertiga malam mengadu dan memohon belas
kasih-Nya serta kecintaan-Nya. Dan kalaupun saya tidak bisa menjumpai ramadhan
berikutnya, setidaknya jika saya masih bisa melewatii ramadhan kali ini, saya
ingin istiqomah, tidak hanya di ramadhan kali ini, saya ingin selalu bersama
Allah dengan begitu saya dapat merasakan kebahagiaan yang saya impikan.
10 komentar untuk "Saya Hanya Ingin Bahagia"
Kuncinya cuma pikirkan, niatkan, lakukan. Istiqomah :D
Hamasah ^^
setuju sama yang atas...bahaga itu pilihan...
bahagia itu pilihan kak. seperti sugesti yg ada dipikiran kita. kalo kita mensugestikan pikiran untuk berbahagia, maka kita akan bahagia. iyaaaah. asal kita mau bersyukur aja sih kak :') hahaha aku ngomong apasih
-___-"
ikutan GA ya kak? semoga menang. dan semoga ini bukan ramadhan terakhir kita. amin :')
yap bener bengent nih quote mbak,
btw ini postingan giveaway yak ??
yah, kita memang kepunyaannya jadi kita harus siap kalo dari orang terdekat kita diambil olehnya.
oh iya, btw mang nama lo zhie juga yak ??sma kyak gue dah _ _" !!??
tapi bener juga sih, bahagia sejati ketika hati kita damai bersama Pemilik Semesta alam ini O:)
Tapi seperti yang elo bilang, kalo orang2 di dekat kita pergi, kita gak akan bahagia... Itu memang kebahagiaan yang semu,
Yang terpenting, kita harus bisa melakukan yang terbaik selama masih ada mereka-mereka disisi kita..
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.