Kejutan Bulan Juli
Kg
Wah bulan ini aku dapat kejutan, senengnya tiada terkira. Tanpa bermaksud pamer, apalagi riya, gak ada salahnya kan aku berbagi keceriaanku di blog sendiri. Kalau Kejutan di Awal Juni datangnya dari mas Azwar Amril, kejutan bulan juli datangnya dari mbak Niken Kusumowardhani
Tulisanku masuk sebagai pemenang, kok bisa. Ini memang bukan pertama kalinya aku ikut GA, tapi ini adalah kali pertama aku ikutan GA dengan jumlah peserta membludak terus dinyatakan menang pula. Termasuk pertama kalinya aku ikutan GA yang terdiri atas dua juri, biasanya kan juri GA yang aku ikuti satu doang, si pemilik blog alias yang adain GA. tapi di GA menyemaikan cinta yang diadakan mbak Niken Kusumowardhani justru bukan beliau yang menjadi juri, ada dua blogger handal yang mbak Niken sendiri rekomendasikan sebagai juri dalam GAnya.
Nah, sejak mengenal GA dan sempat menang sekali, dua kali aku kayaknya ketagihan deh. Makanya setiap ngelihat info GA, di wall facebook atau timeline twitter atau pas lagi blogwalking pasti deh terbetik niatan hati pengen ikut. Yah, awalnya aku niat, jadi atau gak jadinya aku ikut urusan belakangan yang penting aku udah punya niat. Lucunya, niat aku baru mencuat hebat pas memasuki batas akhir deadline. Sehingga namaku seringkali berada di urutan peserta bagian bawah. Entah kenapa, menjelang akhir deadline seolah ada kekuatan yang menyusup dan menyemangatiku tuk menulis. Mungkin karena aku sudah terbiasa terdesak kali ya. Di saat seperti itulah baru otak dan tanganku mau berkompromi. Ide-ide yang sebelumnya tak terpikirkan mengalir lancar, jari-jariku pun turut lincah menari di atas keyboard.
Dengan juri lebih dari satu, dan dengan jumlah peserta mencapi 139, artinya ada
139 tulisan dong, dari 139 tulisan itu apa mungkin tulisanku bisa
kepilih? Meski aku yakini di dunia ini gak ada yang gak mungkin, tetap saja bagi seorang yang masih terbilang newbie sebagai peserta GA,
peluang munculnya namaku di daftar pemenang GA tipis kemungkinan. Namun ketika diberitahukan bahwa peluang menang
menghampiriku, aku baru tersentak akan satu hal. Dalam GA Bukan masalah menang atau gak menang, melainkan masalah harapan dan tak ada harapan. Selama aku ikut berpartisipasi tidak peduli menang atau kalah yang jelas aku sudah menggenggam harapan ketika namaku terdaftar sebagai peserta GA, sebaliknya gimana bisa aku menggenggam harapan jika aku sama sekali tak mengikutkan tulisanku pada kontes GA.
Memang sih aku sempat pesimis bahkan mengurungkan niat ikutan GA menyemaikan cinta. Pesimisku bukan karena jumlah peserta GA melebihi angka 100, justru karena kelancanganku mengintip tulisan salah satu peserta, kira-kira waktu itu jumlah pesertanya baru sekitar 30an. Aku sengaja mengintip bukan bermaksud mau copas, cuma ngelihat-lihat doang sekaligus membaca :oops: Dan bukan kebetulan tulisan yang aku intip serasa menghujami dadaku. Rasanya nyesek banget. Aku sampai tersedu-sedu membacanya, bagaimana tidak? Suerrr ceritanya sediihh banget. Tadinya aku mengira tulisan tersebut adalah kisah fiktif , sulit untuk percaya bahwa tulisan yang diikutkan peserta yang aku maksud itu adalah kisah nyata, kisahnya sendiri. Bukan hanya kisahnya yang membuatku terhanyut, tapi gaya bahasanya, caranya menuturkan kata per kata sungguh menarik suasana hatiku. 10 jempol deh. Spontan aja aku tebak nih tulisan pasti bakal menang, juara pertama mungkin.
Efeknya setelah membaca tulisan tersebut aku tiba-tiba down, pikiran usil mengusik mana bisa aku menulis cerita sebagus seperti tulisan itu? Lagian aku mau menulis kisah tentang apa? menyemaikan cinta dengan siapa? gak mungkin sama pacar, orang aku gak mau punya pacar terus ngapain juga aku musti menuliskan kisah menyemaikan cinta dengan cowok yang belum tentu menjadi suamiku di masa mendatang, menyemaikan cinta dengan papa dan mama, hmm mereka jauh gimana aku mengungkapkannya, lantas dengan siapa dong? Kalau aku gak menemukan seseorang yang pantas ditargetkan dalam tulisan bertema menyemaikan cinta mending gak usah ikut deh, aku juga gak berminat merekayasa apa yang hendak aku tuangkan.
Kemudian insiden itu pun terjadi, pertengkaran hebat antara sang kakak dan si adik yang jauh dari orang tua pecah. Perang mulut tak dapat terelakkan, apalagi tidak ada yang melerai. Adikku mau minggat dari kos terang aja aku larang tapi dianya gak mau dengar. Aku jadi serba salah. Entah harus bagaimana supaya adikku mau menuruti perkataanku. payah, aku cuma bisa nangis sesenggukan demi meluluhkan keras kepalanya. Huuu dasar kakak cengeng, aku gak peduli jika adikku meledek seperti itu, asalkan dia jangan pergi meninggalkan aku seorang diri di sini. (Uhuukk sok dramatis). Tapi beneran deh pertengkaran aku dan adikku ketika itu seolah sedang bermain peran di sinetron, kalau keinget jadi pengen ketawa sendiri. Lucu. Meski bila waktu bisa diputer aku gak ingin mengulangi insiden yang buat kami berdua akhirnya menangis tersedu-sedu.
Nah, dalam keadaan menangis, tiba-tiba sepotong kalimat nyangkut di otakku, "Kenyataannya aku memang bukan kakak yang baik" refleks tanganku segera meraih notbuk dan menuliskan di entri blog, khawatir kalimatnya keburu dibawa angin, bak lampu menyala di otakku. I know, pada siapa seharusnya aku menyemaikan cinta. Namun hari itu, setelah pertengkaran dengan adik terhenti, catatan yang aku tulis sambil menitikkan air mata pun ikut terhenti sebelum berakhir. Jika Bad mod melanda, aku paling gak bisa melawannya. Padahal baru beberapa baris nulis, aku sudah kehilangan gairah menulis. Meskipun begitu catatan tersebut sengaja aku simpan di draft blog tanpa mempublikasikan biar nanti kalau mood aku lagi baik aku bisa kembali menulis di lain hari. Nyatanya di hari-hari berikutnya aku disibukkan dengan setumpuk tugas kuliah, maklum menjelang final dosen-dosen pada hobi memberi tugas buat para mahasiswanya, saking sibuknya aku hampir lupa pada catatan yang belum sempat aku kelarin padahal batas deadline makin mepet. hingga aku merasa ahh mending gak usah ikut.
***
Hari itu tanggal 30 juni merupakan hari terakhir pendaftaran GA menyemaikan cinta. Aku sebenarnya sempet lupa dengan sebuah catatan yang aku simpan di draft blog. Ceritanya aku lagi asyik online di facebook, ketika melihat di berandaku muncul tulisan terkait GA menyemaikan cinta yang dipromosikan di wall beberapa grup blogger, pikiranku pun melayang pada tulisan yang belum berending. Ngelihat deadlinenya tinggal hari itu doang, maka bergegas pula aku mengecek apa yang sudah aku tuangkan sebelumnya. Berhubung harinya bertepatan dengan hari ahad, sehingga bebas deh aku seharian menulis tanpa merasa terbebani dengan tugas-tugas kuliahku yang udah pada deadline lebih dulu. Akhirnya ta ra ra.. nongollah sebuah catatan baru di blogku berjudul Dik, I'm So Sorry dan terdaftar sebagai peserta urutan ke 125. Wuiiihh kirain aku peserta terakhir ternyata masih banyak juga blogger yang mendaftar setelah aku di detik-detik menjelang penutupan GA Menyemaikan cinta.
Sejujurnya butuh keberanian ketika aku menulis catatan Dik, I'm So Sorry, gimana nggak? dalam catatan tersebut aku mengungkapkan diriku sebagai seorang kakak yang jahat pada adiknya. Entah apa itu termaksud membongkar aib atau tidak, toh pada akhirnya aku memilih mempublikasikan dan mengikutkannya pada GA Menyemaikan cinta setelah berpikir berulang-ulang kali.
Aku tidak tahu apakah tulisan Dik, I'm So Sorry layak dipublikasikan atau gak, yang aku tahu aku hanya ingin berbagi cerita dimana aku bukan malaikat. Melalui catatan tersebut, special kupersembahkan untuk adikku, Aya aku berusaha menginstropeksi diri, untuk tiap huruf yang aku ukir dan untuk rangkaian katan yang aku susun. Setidaknya tulisan tersebut menjadi pengingat jika aku kembali khilaf, setidaknnya tulisan tersebut merupakan langkah awal aku menyemaikan cinta dengan adikku. Bukan hanya pada detik itu tapi untuk selamanya.
Lalu respon yang aku terima sungguh luar biasa, aku berpikir orang-orang yang membaca tulisan Dik, I'm So Sorry akan menghakimi dan menyudutkanku, ternyata pikiranku aja yang rada usil. Faktanya malah banyak yang memberi komentar, katanya setelah membaca Dik, I'm So Sorry mereka jadi terharu.
Nah yang satu ini komentnya ngena banget serupa pertanyaan kenapa aku mengekspos tulisan Dik, I'm So Sorry? Jawabannya silahkan baca sendiri komen dari mas Tofik.
Koment dari teman Blogger Energy |
Aku gak mengira lho, bisa buat catatan sampai mengharukan orang yang membacanya, apa mungkin karena waktu itu aku nulisnya pake acara nangis segala yah, jadi efeknya terasa banget. Masa' iya? by the way, ngebaca koment dari juri ke-2 "satu lagi kisah dramatis yang aku dapatkan", pikiranku jadi menerawang, satu lagi.. kisah dramatis.. hmm.. adakah kisah lain? *mikirkeras*. Ahaaa... kisah dramatis lain yang juri tersebut maksud pasti kisah dari peserta yang udah aku singgung di atas. Kalian yang membaca ceritanya juga pasti bakal tersentuh, Sueeerrr dehh. Kalau tulisanku aja yang kayak gini dibilang mengharukan, maka tulisannya tiga kali lipat lebih mengharukan. Eitt tapi jangan berprasangka aku terinspirasi membuat tulisan mengharukan dari si dia yah, nggak kok, hanya saja bukan suatu kebetulan di waktu bersamaan aku mengalami hal mengharukan tentu dengan kisah kami yang berbeda.
Oh yah meski bukan sebagai pemenang pertama, alhamdulillah aku bersyukur banget tulisanku masuk peringkat 11 dari 18 tulisan peserta yang dipilih sebagai pemenang.
Sedangkan peserta yang aku bilang kisahnya 3x lebih mengharukan daripada kisahku, mau tahu dia berada di peringkat berapa? Hmmm udah kutebak dia pasti juara, gak nyangka aja nama kami berdekatan, ternyata dia berada setingkat di atasku. Selamat. Selamat. Bukan suatu kebetulan kan? kalau mau baca tulisannya silahkan dicek aja sendiri.
Selanjutnya sebelum aku menutup ocehan aku yang udah kebangetan banget panjangnya, aku pengen ucapin terima kasih sebesar-besarnya untuk adikku, Aya yang sudah bersedia tanpa aku minta persetujuannya untuk menjadi inspirasiku menulis catatan Dik, I'm So Sorry. Catatan tersebut memang sengaja aku persembahkan untuk adikku, dengan harapan dapat menghapus kesalahpahaman kami di masa lalu. dan kami dapat hidup akur, rukun, saling menyayangi dan saling mencintai satu sama lain. Always Forever:)
16 komentar untuk "Kejutan Bulan Juli"
Menulislah, dan biarkan orang lain menilai tulisanmu. Itu salah satu manfaat mengikuti GA. Kemampuan menulis kita bisa dinilai dan lebih terasah.
Selamat ya, salam buat adiknya. Jaga kerukunannya ya :)
penasaran...
Oh iya, selamat yaaa udah menang GA. Keren!
Satu lagi yang sama banget kayak saya, saya tuh kalo nulis kudu nunggu dedlen dulu baru langsung cetar membahana badai... wkwk
dapet hadiah apaan mbak ? Traktirannya ditunggu ? wuahaha :D
Tulisanmu keren, ringan. gue suka.
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.