Kejutan November:)
Selasa, 19 November 2013
Pagi itu aku sedang asyik online
ketika sebuah suara berkicau nyaring di luar kamar kos
“Ekaa,, Ekaaa” teriak suara itu, membuatku
terlonjak dari tempat tidur
“Iya kak” sahutku tak kalah nyaring.
Padahal yang di panggil itu
bukan nama aku lho. Nama akrabku bukan
pake huruf vokal E tapi I. Kakak kos saja yang mungkin tidak pinter bilang I dan
memplesetin nama cantikku atau mungkin si kakak lebih enakan manggil Eka, ya
udah aku biarin aja. Jangan tanya kenapa wanita berusia kira-kira tiga
puluh tahun ke atas itu aku panggil kakak kos bukan ibu kos. Sebut saja namanya
kak Mary.
“Tumben kak Mary manggil aku. What’s up? Ini masih pertengahan bulan
belum waktunya nagih uang listrik, atau jangan-jangan.."
Aku buka pintu dan ta ra ra ada bingkisan rupanya. So supprise. Senyum merekah terbingkai di bibirku, segera kuraih bingkisan
dari tangan kak Mary yang terjulur.
“Makasih
kak” Ucapku kemudian tanpa bertanya
bingkisan tersebut darimana dan untuk siapa.
Jelasnya untuk aku lah. Itu adalah bingkisan ketiga yang aku
terima selain kejutan di Awal Juni dan Kejutan di Bulan Juli. Baru tiga bingkisan, sering-sering aja yaaa ada kiriman bingkisan untukku. Semoga. Aamiin ya Allah *ngarep*.
Kali ini kiriman darimana???
Pikiranku langsung terbang ke
sebelas hari sebelum hari ini.
Jumat, 8 November 2013
Di suatu malam di lantai empat RS
Ibnu Sina (lupa kamar nomor berapa?) aku tengah duduk di samping tanteku yang
baru siang tadi menjalani operasi sembari mencet-mencet hape pintar yang selalu tampak sepi. Tiba-tiba muncul
di layar hape, sebuah inbox di facebook
dari orang tak di kenal tapi aku sangat
mengenali namanya. Saking kenal dengan nama tersebut, aku senyum-senyum
sendiri, bahkan kegirangan pengen lompat-lompat. Syukur karena masih waras dan
sadar kalau aku tidak sedang berada seorang diri di kamar kos tercinta.
Kenapa aku senyum-senyum sendiri setelah melihat nama si pengirim pesan,
padahal pesannya belum sempat aku baca kok?
Ya iya dong, secara aku kan
narsis, hehe. Ini bukan asal nebak cukup aku tahu yang ngirim pesan itu adalah seorang yang
namanya sangat kukenali maka aku sudah tahu apa isi pesannya. Sebut saja nama
yang aku maksud Mbak Puspita (bukan nama sebenarnya).
“TERPILIH” satu kata mewakili kenarsisanku
“TERPILIH” satu kata mewakili kenarsisanku
Dan benar saja ketika aku buka
pesan dari mbak Puspita lalu membacanya
dengan seksama, timbul bongkahan rasa setelah kegirangan lebih dulu.
“Tuh kan aku bilang juga apa, gak
mungkin aku di kirimin pesan dari mbak Puspita kalau aku tidak terpilih
tapi....”
"Halo sayang, masih ingat dg giveawayku huhuhu.. maap ya
kacau bgt, pengumumanya molor2, suamiku sakit kena stroke jd lumpuh, aku
juga kacau akhirnya gak sempet bikin pengumuman,stress berat suamiku
sakit, cuma inbox ke beberapa pemenangnya. ternyata dikau kelewatan.
tolong ya kirim alamatnya karena dirimu dapat hadiah nomer empat.."
Detik berikutnya pikiranku laju melesat jauh ke empat bulan lalu.
Sabtu, 6
Juli 2013
Aku terdampar
di blog seorang guru bahasa Inggris yang sedang mengadakan giveaway birthday . Yup,
mbak Puspita si pemilik blog tersebut
sedang memperingati hari ulang tahunnya yang ke -40, di usia yang sebenarnya sukses
melewati masa muda, namun aku tetap pede
manggilnya mbak bukan mak biar lebih terkesan akrab apalagi dilihat dari gaya tulisan mbak Puspita sama
sekali tidak tampak kalau umur beliau sudah mencium kepala empat:D
Giveaway mbak Puspita ini, menurutku
lumayan gampang dan gak terlalu ribet, selain follow blog, twitter dan add
facebook, daftarin diri serta memberikan ucapan selamat ulang tahun, peserta cuma di
suruh memberikan koment di salah satu
postingan beliau, trus pilih satu nomor
dari tujuh hadiah yang ditawarkan. Masing-masih hadiah terdiri atas dua item.
Hadiahnya semua menarik bo’. Terang aja
aku niat banget ngikutnya. Berhubung kriteria penilaian berdasarkan koment yang
bagus dan bisa menarik hati mbak Puspita, maka hal pertama yang aku lakukan
sebelum berkomentar adalah mencari peluang *nyengir*. Pesertanya lumayan banyak
sekitar 30-an lebih dan aku ikut GA
ini mines 3H sebelum DL. Aku sengaja melakukan observasi cek sana-sini, lihat
postingan-postingan mbak Puspita sekaligus intip koment-koment yang ada disana,
sekedar lihat doang sih gak ada maksud mau copas atau apa gitu. Tidak lupa aku kepoin
peserta-peserta yang udah mendaftar beserta nomor hadiah yang di pilih.
Entahlah, selain melihat komentar paling menarik, aku
tidak tahu bagaimana teknis mbak Puspita akan memilih pemenang, apakah mengelompokkan
dari setiap postingan yang di komentari atau dari hadiah yang di pilih. Boleh
jadi ada beberapa komentar menarik yang memilih hadiah yang sama, atau boleh
jadi dalam satu postingan semua komentarnya menarik dengan pilihan hadiah
berbeda. Duuuhh pikiranku kok sampai sejauh itu sih, suka-suka mbak Puspita
dong mau pilih koment yang mana, terserah mbak Puspita dong nentuin siapa
pemenangnya.
Baiklah, untuk
itu aku berhati-hati dalam memilih nomor hadiah dan postingan yang akan
kukomentari. Seperti yang aku katakan di atas, aku melihat peluang lebih dulu,
semoga tindakanku ini bukan termasuk suatu kecurangan. Hahaha yah gak lah.
Dewan jurinya kan bukan aku. Akhirnya pilihanku jatuh pada hadiah nomor 4
dengan postingan berjudul “I wan to be a
Writer, Sueerrrr!!!. Sebuah postingan berisikan cerita perjalanan mbak Puspita
yang ingin menjadi seorang penulis, mulai dari kesukaaan beliau sejak SD membaca
buku lima sekawan dan membayangkan ia bisa
menjadi Enid Blyton yang bisa menciptakan cerita-cerita seru seru,
menggambarkan tempat-tempat yang asyik dan makanan-makanan yang lezat . Beliau juga
mengkhayal menjadi Hilman, kemudian membayangkan menjadi Helvy Tiana Rosa,
Agatha Christie hingga berkhayal ingin
jadi Tere Liye. Iya, mbak Puspita selalu
membayangkan menjadi penulis dan menuliskan kisah-kisah yang seru.
Namun keseringan mbak Puspita
mengkhayal menjadi penulis tidak lantas membuat ia rajin menulis, pun tidak
berusaha membuat ia menghasilkan karya, hingga kemudian ia memaksakan diri menjadi penulis, salah satunya dengan
bergabung di beberapa komunitas menulis. Berawal dari khayalan, lalu muncullah sebuah paksaan, kini mbak Puspita berhasil mewujudkan
keinginannya itu, dengan memiliki 14 antologi serta sedang bertekad membuat
buku solo. Wah.
Mengapa aku
memilih tulisan ini, gak usah tanya alasan pertama, alasan kedua justru
disebabkan aku larut membaca perjalanan mbak Puspita, dari khayalan menjadi
kenyataan, postingan tersebut turut menguak kembali kenanganku dengan buku-buku
yang pernah aku jamah waktu masih berstatus sebagai si kutu buku, serta memotivasiku untuk segera mewujudkan my dream. I WANT TO BE
A WRITER, SUEEERRRR TOO!!!
Nah, mau tahu apa komentarku? Masalah menarik tidaknya sih aku gak
tahu, tapi kalau masalah panjang lebarnya kalian bisa ancungi jempol *UPST. Bayangkan
saja panjang tulisan dalam satu komentar itu terbatas, sedangkan aku asyik menulis
sampai di luar batas dimana komentarku tidak bisa di pubilkasikan karena telah
melampaui jumlah maksimal dalam berkomentar, yowes karena tidak bisa sekaligus, aku
sambung di komentar baru yang tidak kalah panjang. Berikut komentarku:)
"Membaca tulisan mbak yang satu ini seolah menyeretku pada masa dimana
aku asyik berkutat dengan buku buku bacaanku. Lima sekawan, Trio
Detektif dua judul buku yang mbak sebutkan di atas pernah kulahap, dalam
sehari aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam membiarkan mataku
menelusuri ceritanya dan seolah ikut berpetualang dalam kisah mereka.
Aku ingat aku memang pernah membacanya, tidak hanya satu petualang, dua,
tiga, lima entah berapa buku tentang petualangan lima sekawan atau trio
detektif dalam memecah teka teki masalah mereka yang berhasil aku
khatamkan, aku ingat aku memang pernah membacanya saat itu aku masih
duduk di bangku SMP, membacanya pun bukan karena aku memiliki buku
tersebut, aku hanya meminjamnya dari perpustakaan sehingga aku terbiasa
membaca dengan cepat seakan akan aku diburu waktu dan setiap minggunya
aku rutin meminjam buku yang sama dengan episode berbeda. Setahuku aku
sudah membaca semua buku lima sekawan dan Trio Detektif yang ada di
perpustakaan daerahku, begitupun dengan buku bukunya Agatha Christie,
Yah membaca tulisan mbak ini mengingatkan aku pada buku buku yang pernah
aku baca dulu, tapi mbak sayangnya aku punya ingatan yang buruk. Aku
hanya membaca lalu melupakannya. Payah.
Lalu kalimat mbak di awal paragraf pertama "aku tidak tahu sejak kapan aku ingin menjadi penulis" mengorek lagi impianku yang sudah lama terpatri kuat dalam genggamanku, dulu waktu kecil aku hobby banget membaca, pokoknya semua buku apalagi buku buku bercerita fiktif ibarat makanan lezat yang selalu ingin kulahap, boleh dibilang aku si kutu buku, aku hanya ingin membaca, membaca dan membaca hingga suatu hari aku bertemu dengan Mas Gagah dalam "Ketika Mas Gagah Pergi" karya mbak Helvi Tiana Rosa, tulisan pertama kali yang begitu menyentuhku, aku berpikir kenapa mbak Helvy bisa membuat tulisan sebagus itu, bagaimana dia bisa mengungkapkannya lewat tulisan, sesuatu yang orang lain tak pernah pikirkan dan mengemasnya dalam bentuk cerita yang membuat aku serasa berada disana diantara Gita dan Mas Gagah, menjadi seorang yang berperan sebagai penonton menyaksikan hingga akhir dimana Mas Gagah akhirnya pergi .Mungkin sejak saat itu aku mulai berpikir, ingin menjadi seperti mbak Helvy Tiana Rosa, aku tak ingin hanya menjadi penonton, aku tak mau selamanya menjadi pembaca, penikmat hasil imaginasi, pikiran dan perasaan mereka orang-orang yang mampu menuangkan ide dan inspirasinya lewat goresan pena, aku pun ingin menjadi seorang penulis. Sama seperti mbak. Kita memiliki impian yang sama. Makanya aku tertarik mengomentari tulisan mbak ini.
Semakin menyimak kalimat kalimat mbak di tulisan ini, aku malah semakin menemukan diriku, aku yang ingin menjadi penulis, bahkan berani berrmimpi sebagai penulis buku best seller tapi satu karya tulis pun belum kuhasilkan hingga detik ini, aku yang ingin menjadi penulis fiktif tapi jarang menulis, jarangnya karena tulisan atau cerpen yang aku buat gak pernah berhenti di akhir, seperti kata mbak, aku hanya ingin menulis tapi tidak berusaha membuat cerita, tidak berusaha membuat karya... lalu bagaimana mau jadi penulis jika hanya sekedar ingin tanpa action?
Namun bagiku menulis bagai cahaya yang berpendar dijiwaku, cahaya yang kadang atau sering meredup tapi tak pernah sekalipun cahaya itu padam, meski detik ini aku belum punya karya tulis, aku akan tetap menulis dengan semangat tak menantu, kadang naik turun, aku akan tetap menulis, menulis, dan menulis. yang pastinya hingga akhir aku tak akan berhenti menulis.
Menulis adalah pekerjaan keabadian, begitu yang aku pahami, dengan menulis berarti kita sedang meninggalkan jejak-jejak kita agar ia tetap terkenang selamanya sekalipun mungkin suatu hari kita sudah tiada. Tanpa tulisan, mungkinkah sejarah hidup kita bisa terkenang? Tulisan yang mempertahankan sejarah itu menjadi abadi, bukan begitu mbak?
Lalu kalimat mbak di awal paragraf pertama "aku tidak tahu sejak kapan aku ingin menjadi penulis" mengorek lagi impianku yang sudah lama terpatri kuat dalam genggamanku, dulu waktu kecil aku hobby banget membaca, pokoknya semua buku apalagi buku buku bercerita fiktif ibarat makanan lezat yang selalu ingin kulahap, boleh dibilang aku si kutu buku, aku hanya ingin membaca, membaca dan membaca hingga suatu hari aku bertemu dengan Mas Gagah dalam "Ketika Mas Gagah Pergi" karya mbak Helvi Tiana Rosa, tulisan pertama kali yang begitu menyentuhku, aku berpikir kenapa mbak Helvy bisa membuat tulisan sebagus itu, bagaimana dia bisa mengungkapkannya lewat tulisan, sesuatu yang orang lain tak pernah pikirkan dan mengemasnya dalam bentuk cerita yang membuat aku serasa berada disana diantara Gita dan Mas Gagah, menjadi seorang yang berperan sebagai penonton menyaksikan hingga akhir dimana Mas Gagah akhirnya pergi .Mungkin sejak saat itu aku mulai berpikir, ingin menjadi seperti mbak Helvy Tiana Rosa, aku tak ingin hanya menjadi penonton, aku tak mau selamanya menjadi pembaca, penikmat hasil imaginasi, pikiran dan perasaan mereka orang-orang yang mampu menuangkan ide dan inspirasinya lewat goresan pena, aku pun ingin menjadi seorang penulis. Sama seperti mbak. Kita memiliki impian yang sama. Makanya aku tertarik mengomentari tulisan mbak ini.
Semakin menyimak kalimat kalimat mbak di tulisan ini, aku malah semakin menemukan diriku, aku yang ingin menjadi penulis, bahkan berani berrmimpi sebagai penulis buku best seller tapi satu karya tulis pun belum kuhasilkan hingga detik ini, aku yang ingin menjadi penulis fiktif tapi jarang menulis, jarangnya karena tulisan atau cerpen yang aku buat gak pernah berhenti di akhir, seperti kata mbak, aku hanya ingin menulis tapi tidak berusaha membuat cerita, tidak berusaha membuat karya... lalu bagaimana mau jadi penulis jika hanya sekedar ingin tanpa action?
Namun bagiku menulis bagai cahaya yang berpendar dijiwaku, cahaya yang kadang atau sering meredup tapi tak pernah sekalipun cahaya itu padam, meski detik ini aku belum punya karya tulis, aku akan tetap menulis dengan semangat tak menantu, kadang naik turun, aku akan tetap menulis, menulis, dan menulis. yang pastinya hingga akhir aku tak akan berhenti menulis.
Menulis adalah pekerjaan keabadian, begitu yang aku pahami, dengan menulis berarti kita sedang meninggalkan jejak-jejak kita agar ia tetap terkenang selamanya sekalipun mungkin suatu hari kita sudah tiada. Tanpa tulisan, mungkinkah sejarah hidup kita bisa terkenang? Tulisan yang mempertahankan sejarah itu menjadi abadi, bukan begitu mbak?
Alhamdulillah, sekarang ini banyak media yang begitu mendukung dalam
mewujudkan impian seseorang untuk menjadi penulis, atau memungkinkan
banyak orang agar bisa membaca tulisan kita, kayak jejaring sosial
facebook, dulu sebelum kenal blog aku rajin menulis di catatan facebook ,
masih seperti mbak juga yaahh.. kemudian aku beralih setelah memiliki
blog.. setidaknya sekarang aku bisa menjadi seorang penulis blog itu
sudah membuat aku lumyan senang, setidaknya dengan menulis sesuatu aku
telah menjadi penulis untuk diriku sendiri dan siapapun mereka yang
berkenan membaca tulisanku sekalipun dunia belum mengakui, aku menulis
bukan karena aku ingin dunia mengenalku tapi aku menulis karena aku
ingin meninggalkan jejak hidupku di dunia ini.
Oh yah mbak, aku bahkan pernah sempat mengutarakan niatku sama mamaku ingin kuliahnya ambil jurusan sastra saking cintanya aku pada dunia tulis menulis, karena aku mengira kuliah di jurusan sastra bisa membuat aku menjadi penulis, tapi mama menolak padahal aku merasa satu satunya bakat yang aku miliki adalah menulis, aku gak pandai olahraga, gak pinter nyanyi apalagi nari, gak tahu melukis, gak tahu acting hmmm aku merasa aku gak punya bakat apa apa, aku cuma bisa menulis. Itu saja. Sekarang aku hampir menggenggam ijazah guru, insya Allah jadi guru matematika,.. sama lagi yah mbak profesi guru heheh.. dan aku baru sadar bahwa untuk menjadi penulis tidak perduli profesi apapun itu semua orang bisa karena untuk menjadi seorang penulis itu adalah pilihan (begitu kata salah satu pemateri saat aku mengeti TOWR FLP). Guru pun bisa menjadi seorang penulis, kayak mbak kan:)
Waaahh mbak sudah memiliki 14 antalogi, kereeenn yaahh, semoga buku solonya juga bisa terbit,dan mohon doanya biar aku bisa ikut menjejaki langkah mbak hehehe
Maaf yah karena komentku di tulisan mbak ini mengaitkan diriku juga.. tapi karena persyaratannya "komen sesuka kalian" jadi nggak papa yah dan maaf juga kalau komentku kepanjangan:)"
Mengutip kata mbak Helvy Tiana Rosa
MENULIS DAN BERCAHAYALAH
sekian dan trims^^
Oh yah mbak, aku bahkan pernah sempat mengutarakan niatku sama mamaku ingin kuliahnya ambil jurusan sastra saking cintanya aku pada dunia tulis menulis, karena aku mengira kuliah di jurusan sastra bisa membuat aku menjadi penulis, tapi mama menolak padahal aku merasa satu satunya bakat yang aku miliki adalah menulis, aku gak pandai olahraga, gak pinter nyanyi apalagi nari, gak tahu melukis, gak tahu acting hmmm aku merasa aku gak punya bakat apa apa, aku cuma bisa menulis. Itu saja. Sekarang aku hampir menggenggam ijazah guru, insya Allah jadi guru matematika,.. sama lagi yah mbak profesi guru heheh.. dan aku baru sadar bahwa untuk menjadi penulis tidak perduli profesi apapun itu semua orang bisa karena untuk menjadi seorang penulis itu adalah pilihan (begitu kata salah satu pemateri saat aku mengeti TOWR FLP). Guru pun bisa menjadi seorang penulis, kayak mbak kan:)
Waaahh mbak sudah memiliki 14 antalogi, kereeenn yaahh, semoga buku solonya juga bisa terbit,dan mohon doanya biar aku bisa ikut menjejaki langkah mbak hehehe
Maaf yah karena komentku di tulisan mbak ini mengaitkan diriku juga.. tapi karena persyaratannya "komen sesuka kalian" jadi nggak papa yah dan maaf juga kalau komentku kepanjangan:)"
Mengutip kata mbak Helvy Tiana Rosa
MENULIS DAN BERCAHAYALAH
sekian dan trims^^
Gimana? Lumayan panjang kan, bisa buat satu postingan tuh :D Sementara hadiah
pilihanku jatuh pada nomor empat, tidak perlu aku sebutkan alasan pertama mengapa
aku memilih hadiah nomor empat, biasalah nomor tiga ke atas banyak pesaing daripada gak dapet apa-apa, biarlah aku
mengalah pilih number four, berupa sebuah kerudung paris dan dompet organizer.
Alasan kedua, bukan kerudung paris yang
kuincer, melainkan dompet organizernya itu lho.
Pengumuman baru
akan keluar tanggal 15 Juli 2013, artinya aku musti sabar selama sembilan hari
dengan menggenggam harapan. Optimis komentarku terpilih.
Lalu hari itu
tiba, pagi-pagi sekali aku terlalu semangat jalan-jalan ke blog mbak Puspita untuk mengecek pengumumannya.
Sesampai di sana apa yang aku temui? belum ada postingan baru, siangnya balik lagi,
belum ada, malamnya balik lagi belum ada
juga.
“Lho katanya pengumuman hari ini kok gak ada
sih? Hmm mungkin di pending, mungkin saja pengumumannya baru keluar besok”
Kemudian aku
beralih ke twitter mbak Puspita, barangkali ada info perubahan jadwal
pengumuman GAnya di sana . Benar saja aku menemukan twitt beliau yang intinya TUNGGU. Esoknya aku kembali lagi, masih tetap sama
seperti kemarin. Nothing. Oke aku masih menunggu, dan hari-hari selanjutnya aku
makin rajin blogwalking di blog beliau, makin rajin pula berkunjung ke twitter
mbak Puspita, lagi-lagi apa yang aku
dapatkan. HANYA RASA KECEWA. Lama-lama aku jadi jengkel bin sebel binti kesel
sama yang namanya mbak Puspita. Terlebih untuk kesekian kali aku cek timelinenya, beliau tiba-tiba seolah menghilang gitu aja tanpa meninggalkan jejak.
Tidak ada konfirmasi mengenai GIVEAWAnya. Bodoh, karena aku masih belum jera stalking
baik di twitter, facebook maupun blog beliau. Pokoknya sudah tidak terhitung
berapa kali aku bolak balik demi menemukan sebuah jawaban tanpa mempertanyakan
kenapa pengumumannya belum juga keluar. Hingga bulan juli beranjak pergi.
Kemudian di
suatu hari di bulan Agustus, tiba-tiba di timelineku, mbak Puspita muncul kembali
dengan tweet yang mencengangkan. Hah. Beliau ikut tigapuluh hari ngeblog di
blogdetik.com. Jadi bagaimana dengan GIVEAWAY-nya? Apa beliau pura-pura lupa? Atau
sengaja mengabaikan GA yang beliau adakan bulan juli kemarin? Blogger macam apa
tuuh?
Jengkelku kian bertambah-tambah,
waktu itu aku terlanjur ilfeell, tanpa
berpikir-panjang langsung aku klik unfollow akun twitter beliau dari daftar followingku. Ogah aku menjadi
pengikut orang suka bohong. Lha emang aku siapa? Apa hakku jengkel sama mbak Puspita? Peserta lain adem
ayem aja, akunya saja yang reaksinya superr
duper over. Lagian siapa bilang aku menang? Idiihhh ge’er banget sih jadi orang?
Kecuali pengumuman GA-nya udah keluar, dan aku dinyatakan sebagai salah satu
pemenang tapi hadiahnya lama tak kunjung tiba baruwajar aku protes, sampai mau nuntut ke
pengadilan pun tak masalah. Lha ini,
menang saja belum pasti sok mau nuntut segala. Ngaca dong.
Iya, aku tahu
aku belum tentu menang, gak tahu kenapa juga
aku benar-benar yakin banget komentku bakalan terpilih. Kalaupun tidak menang.
NO PROBLEM. Hanya saja sebagai peserta aku berhak tahu dong hasil
pengumumannya. Itu saja.
Back to Jumat, 08
November 2013
Bongkahan itu
adalah rasa bersalahku yang terlanjur
mencap mbak Puspita sebagai pembohong. Aku telah su’udzon sama beliau. Jadi apakah aku
masih berhak menerima hadiah darinya ?
Setelah
memfollow akun twitter mbak Puspita, aku pun berniat menghapus pertemananku
dengan beliau di facebook. Ternyata niatan
aku itu keburu terbawa angin, sampai muncul pesan beliau malam ini. Waktu itu aku lupa menghapus pertemananan kami di facebook. Andai saja sudah aku hapus apalagi
jika sampai memblokir facebook beliau yowesss selamat tinggal hadiah number
empat:)
Back to Selasa,
19 November 2013
kayak mimpi aja nih,, kerudungnya bertambah:) |
Dear mbak Puspita,
Terima kasih mbak, hadiah dari mbak telah
sampai dengan selamat ke tanganku, meski masih sempat terbersit ahh...
jangan-jangan mbak kembali memberi aku harapan palsu. Ternyata mbak bukan pembohong,
aku yang terlalu cepat menyimpulkan sikap mbak yang seolah melupakan Giveawy tersebut.
Aku yang salah karena telah su’uzon sama mbak, padahal kesengajaan mbak menunda
pengumuman GA yang seharusnya keluar
dari bulan juli kemarin, bukan tanpa alasan. Aku yang tidak tahu bahwa pada
saat itu ternyata mbak sedang panik dan berjuang keras menghadapi kenyataan
suami mbak yang kena strok. Maka melalui postingan ini aku menyampaikan
permintaan maaf sebesar-sebesarnya. Mohon maaf yah mbak atas kekhilafanku. Semoga keluarga mbak sekarang baik-bak saja. AAMIIN:)
sekian catatan ini ku gores
sila memetik apa yang bisa di petik
8 komentar untuk "Kejutan November:)"
-_- buat postingan ajah terus sertain linknya haha
zie kamu nggak sabaran juga yah, haha, orang sabar disayang aku loh zie #ehhh :D oiyah slamat yah...
tapi kamu memang paling niat sih buat menangin hadiahnya. udah punya mental juara untuk memenangkan kompetisi gievaway hahaha
wah jilbabnya jadi di tambah.
iya kalo aku jadi kamu aku juga ngiler tu amba dompetnya. kalo di beli sendiri kan lumayan itu harganya, apalagi yang asli...
btw semoga cepat sembuh untuk suami mbak Puspita. yang sabar ya mbak.. cobaan berat itu mbak...
tapi ya gak salah sih kalau menang, komentnya dari hati. kelihatan banget rasa pernah ngalaminnya.
kalau ada giveaway kasih tau yaaaah, hihihi. sama sama berburuuu :*
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.